MALANGVOICE-Zaman sekarang memang tidak ada perbedaan dalam kesempatan berkarir antara jurnalis perempuan dan laki-laki. Bahkan, dalam urusan peliputan di kawasan daerah bencana.
Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, berpendapat, jurnalis perempuan juga layak ditugaskan di daerah bencana. Alasannya, perempuan lebih sensitif dalam memberitakan bencana.
“Ada unsur sensitifitas gender,” jelasnya, saat Pelatihan Jurnalis Perempuan bertajuk ‘Peliputan Daerah Konflik dan Bencana’, di Best Western OJ Hotel Malang, beberapa menit lalu.
Arek Malang ini juga menjelaskan, perempuan kerap memikirkan angle yang tidak terpikirkan wartawan lain. Sebab wartawan perempuan memiliki emosi yang lebih peka dibanding wartawan lain.
“Bukan mencampuradukkan emosi, melainkan membangkitkan sisi humanis,” jelas alumnus SMAK St Albertus Malang tahun 1980.
Namun dia menegaskan, jurnalis perempuan rentan mendapatkan kekerasan dan mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan. Tidak hanya di lapangan atau daerah bencana dan konflik, tapi juga di ruang redaksi.
Seperti pelecehan yang dialami salah satu wartawan magang di Jawa Timur. “Makanya wartawan perempuan harus punya kemampuan lebih,” tegasnya.