Desa Giripurno Kota Batu Terpaksa Belum New Normal

Balai Kota Among Tani Kota Batu (foto: Ayun/MVoice)
Balai Kota Among Tani Kota Batu (foto: Ayun/MVoice)

MALANGVOICE – Buntut peningkatan kasus penyebaran COVID-19, Pemerintah Kota Batu bakal menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Lokal (PSBL) di Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji.

Hal ini dibenarkan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Batu M Chori, Selasa (2/6). Menurutnya, bahwa keputusan untuk melakukan pembatasan sosial berskala lokal tersebut, rekomendasi hasil rapat evaluasi pelaksanaan karantina lokal mandiri yang akan berakhir pada 5 Juni 2020.

“Karantina lokal akan selesai tanggal 5 Juni 2020, setelah itu akan dilanjutkan dengan PSBL,” kata Chori.

Ia melanjutkan, konsep PSBL, tidak akan jauh berbeda dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun, pembatasan tersebut, hanya akan dilakukan pada skala lokal di tingkat desa.

“Konsepnya hampir sama dengan PSBB tingkat kota, namun ini skala lokal,” kata Chori.

Langkah untuk menerapkan PSBL di Desa Giripurno tersebut, dilandasi adanya peningkatan kasus positif COVID-19 yang signifikan. Selain itu, juga terjadi transmisi lokal, dan dua orang dinyatakan meninggal dunia.

Chori melanjutkan, Pemerintah Kota Batu tengah menyiapkan instrumen untuk pelaksanaan PSBL tersebut. Nantinya, pelaksanaan PSBL akan dipimpin Camat Bumiaji, yang dibantu empat gugus tugas. Rinciannya, gugus tugas bidang keamanan, bidang desinfeksi, bidang jaring pengaman sosial, dan ekonomi serta bidang kesehatan. Selain itu juga akan dilibatkan aparat TNI/Polri, Satpol PP, Linmas, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

“Sementara ini, kami fokus ke Desa Giripurno, mengingat peningkatan pasien positif signifikan, serta sudah terjadi transmisi lokal. Namun, wilayah lain akan selalu dilakukan pemantauan dan pengawasan khususnya perkembangan epidemiloginya,” pungkasnya.

Sebagai informasi, di Desa Giripurno, terdapat 16 kasus positif COVID-19, dari total 28 kasus positif yang terjadi di Kota Batu. Berdasarkan kategori, ada 592 Orang Dengan Risiko (ODR), 41 Orang Tanpa Gejala (OTG), 3 Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan 4 Pasien Dalam Pengawasan (PDP).(der)