MALANGVOICE – Sebanyak 3.000 personel aparat pengamanan gabungan dari TNI-Polri dikerahkan di Alun-alun Tugu Malang, Selasa (13/10).
Hal tersebut dalam rangka mengantisipasi akan adanya aksi demonstrasi menolak Omnibus Law dari massa Aliansi Nasional Anti-Komunis (Anak) NKRI serupa seperti di Jakarta di Kota Malang.
Kapolrestas Malang Kombes Pol Leonardus Simarmata mengatakan dikerahkannya 3.000 personel itu antisipasi adanya informasi ada aksi demonstrasi serupa di Malang seperti di Jakarta.
Sekaligus, dia mengungkapkan untuk antisipasi kericuhan seperti demonstrasi Aliansi Malang Melawan tolak Omnibus Law pada Kamis (8/10) kemarin.
Akan tetapi, rencana akan adanya aksi demonstrasi imbangan dari kelompok FPI, PA 212 dan GNPF Ulama di Malang itu tidak terjadi. Sehingga, aksi imbangan tersebut seakan prank belaka.
Malah yang hadir merupakan aksi orasi dari Alumni Halokes Malang Mbois Malang bersama Pemuda Pancasila dan beberapa ormas lainnya di Malang.
Berdasarkan pantauan, mereka melakukan long march atau jalan kaki dari Masjid Jami’ Kota Malang. Mereka melakukan orasi-orasi penolakan terhadap tindakan anarkis dan intoleransi di Kota Malang.
Mereka juga mengaku siap mendukung aparat pengamanan TNI-Polri dalam menangani demonstrasi berujung kericuhan di bumi Arema.
“Kami siap mendukung TNI-Polri untuk menjaga keamanan dan kondusivitas Kota Malang. Kota Malang cinta damai dan menolak aksi anarkis dan intoleran,” ujar salah satu orator dari soundsystem.
Sementara, hingga sore hari sekitar pukul 15.00 Wib. Informasi akan adanya aksi imbangan tersebut belum ada.
Sehingga, sebanyak 3.000 personil aparat pengamanan gabungan dari TNI-Polri pun dibubarkan dan dipulangkan kembali ke masing-masing satuannya.(der)