Demo Sempat Ricuh, Mahasiswi Ini Tetap Punguti Sampah

Salah seorang mahasiswi juga peserta aksi memunguti sampah usai bubar demonstrasi di depan DPRD Kota Malang, Selasa (24/9). (Aziz Ramadani MVoice)
Salah seorang mahasiswi juga peserta aksi memunguti sampah usai bubar demonstrasi di depan DPRD Kota Malang, Selasa (24/9). (Aziz Ramadani MVoice)

MALANGVOICE – Pemandangan menarik tersaji usai demo ribuan mahasiswa bertajuk Reformasi Dikorupsi jilid II berakhir, Selasa sore (24/9). Dua mahasiswi terlihat asik memunguti sampah di depan gedung DPRD Kota Malang.
Mereka adalah Eslina dan Aulia, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Brawijaya. Bermodal tas kresek warna hitam, mereka memunguti berbagai sampah yang berserakan di Jalan Tugu Kota Malang tersebut. Mulai sampah minuman kemasan plastik hingga bekas poster demontrasi yang telah rusak.

Eslina mengatakan, mulai hari pertama unjuk rasa, Senin 23 September lalu, Ia juga memunguti sampah usai aksi yang berjalan damai itu bubar. Alasannya ikut bersih-bersih karena tidak ingin fasilitas publik kotor.

“Sebagai generasi muda harus peduli lingkungan, ini kan sampah kita semua, kenapa enggak (dibersihkan),” katanya kepada MVoice sembari mencari sampah yang masih tersisa.

Selain itu, Ia dan rekannya merasa iba kepada petugas kebersihan alias pasukan kuning yang sedang bekerja membersihkan sampah.

“Daripada kecapekan bapaknya (petugas kebersihan), ya ikut membantu pekerjaannya,” sambung dia.

Tentang aksi unjuk rasa yang sempat diwarnai kericuhan dengan aparat kepolisian, Ia mengaku ikut prihatin. Namun hal itu tak merubah pandangan politiknya, senada dengan ribuan mahasiswa Malang Raya yang turun ke jalan, menolak beragam aturan pemerintah yang bermasalah.

“Ya kita ke sini (DPRD Kota Malang) menolak ( tentang pengesahan RUU KPK, RKUHP, RUU PKS dan isu lainnya),” tutupnya.(Der/Aka)