MALANGVOICE– Layanan pemeriksaan kesehatan digelar Puskesmas Sisir bersama Dinas Kesehatan (Dinkes Batu) di area Terminal Batu, Rabu (3/9). Kegiatan ini disambut antusias masyarakat yang ingin mengontrol kondisi kesehatannya. Targetnya 100 orang menyasar kepada kalangan sopir angkot, ojek pangkalan, petugas Dishub, penumpang hingga pedagang di area terminal.
Para peserta layanan kesehatan gratis lebih dulu menjalani proses skrining untuk mendeteksi dini penyakit. Selanjutnya secara bergiliran, mereka menjalani tahapan pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan fungsi paru, kolestrol, tensi darah, gula darah hingga menimbang berat badan.
Kepala Puskesmas Sisir, dr Sachariano mengatakan, pemilihan lokasi ini karena merupakan pusat aktivitas transportasi dan pertemuan masyarakat lintas daerah. Petugas kesehatan memberikan obat sesuai kebutuhan bagi peserta yang terdeteksi memiliki riwayat penyakit, sedangkan bagi yang tidak bergejala mendapat asupan vitamin.
“Setelah skrining, kemudian dilanjutkan cek kesehatan. Bagi yang memiliki penyakit diberikan obat. Misal kalau punya tekakan darah tinggi, kalau yang sehat diberi vitamin,” ujar dia.
Ia menambahkan, kegiatan ini untuk mendekatkan layanan kesehatan bagi masyarakat. Serta memberikan kemudahan akses bagi masyarakat untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Hal ini merupakan strategi dalam mendekatkan layanan medis ke kelompok pekerja yang rawan mengabaikan kesehatan karena kesibukan.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan gejala dini penyakit sekaligus memberikan intervensi kesehatan cepat,” lanjut mantan Kepala Puskesmas Bumiaji itu.
Sementara itu, sopir angkot Batu-Songgoriti, Hari Suwarno menyambut baik layanan kesehatan gratis yang digelar Puskesmas Sisir dan Dinkes Kota Batu. Layanan ini sangat berarti bagi kalangan sopir yang mayoritas berusia lanjut dan rentan terserang penyakit. Apalagi mobilitas mereka terbilang cukup tinggi dan kerap mengabaikan kondisi kesehatan.
“Pastinya senang karena kita diajak untuk peduli pada kesehatan. Kalau periksa ke dokter pastinya kami terkendala biaya. Saya harap kegiatan seperti ini bisa rutin digelar rutin paling tidak setiap bulan atau dua bulan sekali,” pungkas Hari.(der)