Deflasi Kota Malang Tertinggi di Tahun 2018

Kasi Statistik Distribusi BPS Kota Malang, Dwi Handayani. (Lisdya Shelly)
Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Malang, Dwi Handayani Prasetyowati.. (Lisdya Shelly)

MALANGVOICE – Badan Pusat Statistik (BPS) Malang mencatat pada bulan September, rasio gini Kota Malang mengalami tingkat kenaikan deflasi yang cukup tinggi yakni sebesar -0,31 persen.

Dibanding dua tahun terakhir, jumlah ini sangat jauh berbeda. Tercatat pada September 2016, angka inflasi Kota Malang mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen. Sementara, di bulan September 2017, angka inflasi menurun menjadi 0,05 persen.

“Ini deflasi yang cukup besar -0,31 persen,” ujar Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Malang, Dwi Handayani Prasetyowati kepada awak media, Senin (1/10).

Dwi menambahkan, penyebab deflasi di Kota Malang dikarenakan menurunnya harga komoditas pangan seperti telur, ayam, bawang putih, bawang merah serta beberapa bahan pokok lainnya.

“Itu terjadi karena harga beberapa komoditas pangan di Malang yang mengalami penurunan,” tambahnya.

Selain itu, ia menilai jika adanya deflasi tersebut akan menguntungkan masyarakat. Ini karena harga bahan pokok menurun sehingga masyarakat mampu membelinya.

“Harga-harga yang turun pasti senang masyarakat, kalau dari sisi petani ya rugi karena kalau harganya terlalu rendah juga tidak baik,” pungkasnya.

Dwi berharap, pemerintah Kota Malang mampu menstabilkan harga pangan di pasar sehingga tidak ada lagi masyarakat ataupun petani yang dirugikan.

Perlu diketahui, deflasi merupakan kebalikan dari inflasi. Bila terjadi deflasi maka harga-harga di pasar secara umum akan jatuh dan nilai uang pasti bertambah. (Hmz/Ulm)