Daya Tarik Lampu Pedestrian Tak Menjangkau Kampung Kayutangan Heritage

Pedestrian Kayutangan Heritage, Kota Malang, (Bagus/Mvoice).

MALANGVOICE – Sejak terpasangnya lampu di pedestrian Kayutangan Heritage pada awal tahun 2022 lalu, berhasil menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke kawasan tersebut.

Didukung dengan adanya gelaran musik di beberapa titik semakin memeriahkan suasana pedestrian yang berada di Jalan Basuki Rahmat, Kota Malang itu.

Namun, indahnya lampu yang dapat menarik perhatian wisatawan itu, ternyata tidak berpengaruh pada wisata Kampung Kayutangan Heritage yang terus berjuang bertahan di situasi pandemi Covid-19.

Bagaimana tidak, sejak pandemi Covid-19 wisata Kampung Kayutangan Heritage sangat minim pengunjung. Hal itu berdampak pada spot foto maupun beberapa lokasi yang kini tidak terurus karena kurangnya dana untuk perawatan.

“Selama pandemi ini meski ada lampu di Pedestrian tidak berdampak pada peningkatan jumlah pengunjung,” ujar Ketua Pokdarwis Kampung Kayutangan Heritage, Mila Kurniawati, Ahad (10/4).

Menurutnya, saat ini wisatawan cenderung hanya berhenti di Pedestrian Kayutangan Heritage dan tidak sampai masuk ke dalam kampung.

Sedangkan wisata Kayutangan Heritage itu sebenarnya baru bisa didapatkan jika menjelajah kedalam kampung untuk melihat bangunan-bangunan lama bekas peninggalan era kolonial.

“Sebenarnya yang disebut Kayutangan Heritage itu didapat di dalam kampung dimana banyak bangunan-bangunan lama. Kalau di Pedestrian itu kan nggak ada apa-apa,” ujarnya saat ditemui Mvoice, Ahad (10/4).

Belum lagi menjamurnya kafe di Pedestrian Kayutangan Heritage dirasa Mila, semakin mengancam keberadaan wisata kampung tertua di Kota Malang tersebut.

“Sekarang setelah ada lampu itu, mulai banyak kafe-kafe dan pedagang asongan yang cukup banyak itu. Seakan-akan warga Kayutangan Heritage ini hanya diposisikan sebagai penonton saja,” terangnya.

Sejauh ini, saat berada di situasi pandemi Covid-19, pihaknya hanya bisa mengandalkan kunjungan secara rombongan dari luar daerah. Dimana rata-rata perbulannya hanya ada sekitar 100 pengunjung.

Dengan kondisi tersebut, tidak membuat Pokdarwis Kampung Kayutangan Heritage pasrah begitu saja. Pihaknya akan terus membenahi beberapa kekurangan yang perlu dibenahi untuk membangkitkan wisata kampung Kayutangan Heritage.

“Seperti tulisan Shining Kampung Heritage Kayutangan kami nggak ada, kalau bisa ada support, setelah lebaran kita ada event juga Riyayan Kayutangan harapannya bisa meningkatkan kunjungan,” tandasnya.(der)