Dampak Jalan Tol, Emil Dardak Kenalkan Cluster Development dan Urban-Rural Linkages

Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak hadiri The 4th Internasional Conference Planning in The Era of Uncertainty. (Lisdya)

MALANGVOICE – Adanya jalan tol tentu berdampak bagi masyarakat, baik positif maupun negatif. Salah satu dampak yang terlihat di masyarakat sekitar jalan tol adalah perubahan ekonomi.

Seperti misalnya, sebelum dibangun jalan tol, ekonomi masyarakat berkembang dengan berjualan di pinggir jalan. Dengan adanya jalan tol, otomatis pengendara tidak lagi melintas di area dekat pemukiman.

Terkait hal ini, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak mengenalkan konsep Cluster Development untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Emil menjelaskan konsep tersebut saat menjadi keynote speaker dalam The 4th Internasional Conference Planning in The Era of Uncertainty di Gedung Dekanat Fakuktas Teknik Universitas Brawijaya (UB), Rabu (13/3).

“Permasalahan saat ini kan jalan-jalan yang udah nggak dilewati, jadi sepi kan otomatis ekonominya bisa mati,” katanya.

Cluster Development tersebut, dijelaskan Emil, yakni dengan mengembangkan titik-titik terkait dengan area sekitar exit tol. Hal ini dilakukan agar ekonomi masyarakat sekitar tetap berkembang, namun harus diawali dengan pengembangan residential area dulu.

“Contohnya seperti kawasan kota satelit yang ada di Jabodetabek. Baru kemudian akan muncul kegiatan-kegiatan komersial untuk melayani basis residensial lagi,” paparnya.

Selain itu, Emil pun memaparkan konsep pengembangan wilayah berbasis Urban-Rural Linkages, yakni keterkaitan desa kota yang sehat. Ia menjelaskan mengenai rural township atau disebut kawasan kota di pedesaan.

“Ini merupakan satu konsep yang membutuhkan komitmen pemerintah setempat untuk mengkonsentrasikan jaringan transportasi ke pusat kota,” jelasnya.

Terkait pusat ini, dikatakan Emil bukanlah pusat kota atau ibu kota di setiap kabupaten, melainkan semacam kota kecamatan atau kota lintas dua-tiga kecamatan.

“Misal kecamatan ini jadi kota. Terus dibukalah usaha-usaha, kalau pengunjungnya banyak maka orang bisa buka rumah makan. Orang bisa buka layanan-layanan lain. Tapi kalau sedikit? Ya sulit untuk mengembangkannya,” pungkasnya. (Der/Ulm)