MALANGVOICE – Beberapa ruas jalan di Kabupaten Malang banyak yang berlubang akibat curah hujan cukup tinggi.
Kondisi tersebut bisa membahayakan pengguna jalan dan pengendara bermotor, terutama kendaraan roda dua.
Seperti di ruas jalan di Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, banyak jalan bergelombang akibat ditambal yang sebelumnya berlubang.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malang Zia Ulhaq, akhirnya bersuara.
“Penambalan jalan yang dilakukan DPUBM (Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga) Kabupaten Malang itu kurang maksimal, mungkin disebabkan adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19,” ucap Zia, kepada Mvoice Jumat (17/12).
Zia menjelaskan, penambalan jalan yang dilakukan DPUBM tersebut merupakan kegiatan pemiliharaan jangka pendek.
“Refocusing anggaran menjadi salah satu kendala, akhirnya pemeliharaan jalan dilakukan dengan penambalan. Anggaran di sana (DPUBM) banyak kena refocusing. Jadi memang banyak titik-titik jalan berlubang sejak dari tahun 2020-2021 ini belum tergarap dan akan dilakukan tahun 2022 mendatang,” jelasnya.
Menurut Zua, pemeliharaan seperti itu (penambalan) merupakan upaya jangka pendek, dan menyesuaikan anggaran yang ada.
“Kalau diratakan jelas akan cepat rusak, apalagi jika sering dilalui kendaraan besar atau truk bertonase besar, jelas cepat mengelupas, dan ditambah lagi diguyur hujan berinsitas tinggi,” terangnya.
Untuk itu, lanjut Zia, dirinya belum bisa menjelaskan detil berapa total anggaran yang dialokasikan untuk peningkatan atau pemeliharaan jalan melalui DPUBM Kabupaten Malang, pada tahun 2022 mendatang.
“Tahun depan (2022) anggaran pemeliharaan jalan dan peningkatan infrastruktur jalan akan dikembalikan, kalau gak salah sekitar Rp 400 miliar, tahun 2021 ini kan hanya Rp 100-200 miliar,” tegasnya.
Terpisah, Kepala DPUBM Kabupaten Malang Romdhoni menegaskan, anggaran pemeliharaan jalan untuk tahun 2021 ini, sebesar Rp 50 miliar, dan sudah terserap kurang lebih mencapai 80 persen.
“Tapi justru jalan-jalan yang rusak berat itu tidak mungkin ditangani dengan cara tutup lubang, karena tidak efektif. Jika ada lubang besar kita tutup lebih dulu dengan batu agregat dulu,” pungkasnya.(der)