Curah Hujan Tinggi, Taji ‘Panen’ Longsor

Pembersihan lokasi longsor di jalan akses menuju Desa Taji, Kecamatan Jabung. (fia)

MALANGVOICE – Curah hujan yang tinggi dan kondisi tanah yang kekurangan pohon pengikat tanah membuat sejumlah titik di Desa Taji mengalami tanah longsor.

Relawan PMI Desa Taji, Wagio mengatakan longsor cukup besar terjadi di sekitar jumat minggu lalu. Saat itu hujan terjadi selama dua jam memicu tanah longsor dan pohon tumbang sehingga menutup satu-satunya akses jalan ke Desa Taji.

Longsor2

“Jumat lalu, hujan memang hanya dua jam, tapi lebat. Sehingga pohon Bendo yang ada di pinggir jalan tumbang bersamaan dengan tanah longsor. Sebeluknya juga kerap terjadi longsor sehingga kita sering kerja bakti,” terang bapak tiga anak itu saat ditemui MVoice di rumahnya.

Pasca longsor Jumat lalu, PMI bersama Babinsa dan warga langsung melakukan pembersihan. Karena masuk kategori longsor ringan, maka pembersihan tidak memerlukan alat bantu.

Menurut Wagio, longsor memang kerap terjadi dan sering kali menutup jalan. Pemicunya berasal dari banyaknya sipadan jalan yang dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan singkong sehingga tidak ada pengikat tanah. Padahal kemiringan tanah cukup curam sehingga rawan longsor.

“Sudah dilakukan bambunisasi di beberapa titik. Tapi masih kurang maksimal salah satunya karena kesadaran masyarakat yang rendah,” terang dia.

Sampai saat ini, curah hujan di desa yang berada di ketinggian 1.200 mdpl itu masih cukup tinggi. Untuk menghindari korban jiwa, warga memilih untuk tidak berpergian ketika hujan datang.

“Kalau sudah hujan, nggak ada yang berani lewat akses jalan dari maupun menuju Taji, karena selain licin terkena lumpur yang terbawa air hujan, juga rawan longsor,” urai Wagio.