Cuaca Ekstrem, Berkah Juga Tantangan Bagi Petani Seledri

Riani dan Rusmiati, Petani Sledri Desa Sumberejo Kota Batu (Achmad sulchan An Nauri)

MALANGVOICE – Harga sayur sledri naik dari Rp 3 ribu menjadi Rp 5 ribu per ikatnya. Para petani seledri bersyukur atas keaikan tersebut meskipun tetap harus bekerja lebih ekstra akibat cuaca ekstrem.

Salah satunya ialah Rusmiati, petani seledri Desa Sumberejo Kecamatan Batu. Ia merasa bersyukur harga sledri meskipun dengan cuaca ekstrem akhir-akhir ini berdampak pada daun menjadi kurang sehat akibat kadar air yang terlalu banyak. “Alhamdulillah harganya bagus, tapi permasalahan cuaca menjadi sulit perawatannya,” jelasnya.

“Tanaman pasti menjadi rentan terkena penyakit. Apalagi hujan yang menyebabkan terlalu banyaknya air berimbas pada daya tahan tanaman,” ucapnya. Perawatan ekstra seperti penyemprotan rutin menjadi salah satu jalan keluar yang bisa dilakukan.

Petani seledri lain, Riani yang juga di daerah tersebut mengaku tidak menyangka dengan kenaikan harga tersebut. “Sempat khawatir karena kebanyakan harga sayur lain sedang tidak bagus. Kami sangat bersyukur,” paparnya.

Ia bisa melakukan panen sekali dalam seminggu. Disetiap panen yang dilakukan rata-rata memperoleh hasil 90 sampai 100 kilogram seledri. Dari lahan berukuran 150 meter persegi.

Namun, penjualannya hanya meliputi seluruh Malang Raya. Biaya ongkos kirim yang mahal, menjadi salah satu alasan ia sulit untuk memperluas pasar hingga luar daerah. Imbas Pembatasan Sosial Berskala Besar tempo hari juga sempat membuatnya libur lima bulan.

Berangsur normalnya roda perekonomian membuat para petani perlahan bangkit. Selain dampak buruk, musim hujan juga memberikan efek positif. “Jadi ga perlu nyiram kalau gini, dengan hujan saja sudah cukup. Cuma, perawatannya saja yang harus lebih,” katanya.(der)