Cikal Bakal BI Malang Dibedah Mantan Wapres RI dan Pakar Sejarah dari UM

Caption: Kepala KPw BI Malang, Azka Subhan, menunjukkan buku sejarah BI Malang. (Istimewa)

MALANGVOICE – Tak banyak yang tahu, Bank Indonesia Malang yang berdiri megah, dulunya milik Pemerintahan Belanda sebelum terjadi nasionalisasi pada 1 Juli 1953.

Melalui bedah buku “Dari Rimba Menjadi Kota: Bank Indonesia Dalam Evolusi Malang Raya” terkuaklah sejarah BI Malang.

Berlangsung secara virtual pada Selasa (16/3), bedah buku ini menghadirkan Prof. Dr. Boediono, B.Sc., M.Ec., Wakil Presiden Republik Indonesia 2009 – 2014. Ada juga Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Malang, serta Dr. R. Reza Hudiyanto, M. Hum., dosen Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Negeri Malang.

Buku tersebut menyebutkan pemerintah Hindia Belanda mendirikan Kantor De Javasche Bank (DJB) Agentschap Malang. Fungsi DJH ini sebagai bank sirkulasi di wilayah koloni Hindia Belanda setelah terjadi perubahan Malang sebagai wilayah pertanian menjadi perkebunan swasta.

Proses ini diikuti dengan berdirinya kantor-kantor manajemen perkebunan di kota ini sehingga menjadi kota sehingga menggerakkan perekonomian.

“Malang telah berevolusi. Yang semula hanya kawasan pertanian, menjadi kawasan perkebunan, industri, pariwisata dan pendidikan,” kata Kepala Perwakilan BI Malang, Azka Subhan Aminurridho.

Untuk saat ini, masa berjuang dalam mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di daerah, BI Malang bersinergi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan daerah lainnya.

“Kami senantiasa melakukan implementasi, monitoring, dan evaluasi terhadap implementasi program PEN di wilayah Malang dan sekitarnya,” sambungnya.

Selain itu BI Malang juga memberikan fasilitasi dan masukan sebagai perumusan kebijakan ekonomi daerah melalui koordinasi berbagai forum-forum kebijakan di wilayah Malang.

Ditambahkan, program BI Malang sebagai pendukung PEN lainnya dalam mendorong pengembangan ekonomi di daerah antara lain melalui pengembangan UMKM, ekonomi dan keuangan syariah (Halal Value Chain).

“BI Malang juga digitalisasi ekonomi sebagai sumber kekuatan ekonomi baru di wilayah Malang dan sekitarnya,” ujarnya dalam rilis yang diterima malangvoice.com.

Pada tahun 2021, lanjutnya, BI Malang akan terus menjalankan program-program yang berlanjut dari tahun 2020. “Program itu seperti dukungan Pemulihan Ekonomi Nasional di wilayah Malang dan sekitarnya, pengembangan UMKM, serta peningkatan akses keuangan digital di lingkungan pemerintah, dan Program QRIS 12 juta merchants di seluruh Indonesia,” tutupnya.(end)