*) Oleh: Naim, M.Pd
Nuansa idul fitri masih sangat kental terasa, mulai dari deretan jajanan khas dan lezat yang masih terpajang di ruang tamu, tidak ketinggalan pula minuman pelengkap khas hari raya seperti minuman tradisional maupun minuman segar lainnya, bahkan hari ini pun menu opor juga ikut tersaji sebagai hidangan pelengkap pada hari raya idul fitri hari ke 7.
Selain cerita tentang makanan dan minuman khas hari raya Idul fitri, ada cerita lain yang tidak kalah seru yang dialami oleh anak-anak yaitu cerita tentang angpau idul fitri, masing-masing anak tentu memperoleh pendapatan angpau yang sangat bervariatif, ada yang memperoleh sedikit, sedang ada juga yang memperoleh dengan jumlah yang cukup besar di usia mereka.
Setiap akhir kunjungan, mereka berkumpul disuatu tempat untuk melepaskan rasa penat setelah seharian mereka berkeliling menyusuri rumah sanak keluarga, sahabat dan teman untuk berlebaran. Tidak ketinggalan pula hal yang paling penting untuk mereka lakukan yaitu menghitung pendapatan angpao hari raya yang telah berhasil mereka kumpulkan, Raut bahagia tersirat jelas pada wajah mereka saat menghitung hasil angpao yang telah mereka peroleh setelah seharian bersilaturahmi.
Berhitung pun telah mereka lakukan, selanjutnya mereka menyusun rencana untuk apa uang itu digunakan, dengan gaya polos mereka, ada yang mengatakan untuk membeli mainan, perlengkapan sekolah, sepatu, di tabung, bahkan ada pula yang bercita-cita untuk membelikan orang tuanya sebuah mobil, karena sepeda motor yang dimiliki sudah tidak muat lagi untuk berboncengan, mereka seru banget ya. Heheh.
Sejarah Angpao
Setelah melakukan literasi, tradisi berbagi angpao/uang di saat idul fitri ternyata pernah ada pada abad pertengahan, kekhalifaan Fatimiyah di Afrika Utara mulai membagikan uang, pakaian atau permen kepada anak-anak muda dan masyarakat pada umumnya saat hari pertama Idul Fitri.
Kemudian, pada akhir pemerintahan Ottoman (sekitar lima abad kemudian, kegiatan bagi-bagi angpao di hari lebaran itu mengalami perubahan, hanya dilakukan dalam bentuk uang tunai saja dan dibagikan hanya kepada anggota keluarga, dan tradisi ini mampu bertahan hingga hari ini.
Di era modern seperti saat ini pemberian angpao semakin bervariasi, tidak hanya melulu uang, melainkan ada yang memberikan berupa barang seperti mainan, pakaian, gedjet dan masih banyak lagi, tentu tujuannya yaitu agar si penerima menjadi sangat senang dan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Tujuan pemberian angpao
Selain tradisi, ternyata kegiatan bagi-bagi angpao uang tunai saat hari raya Idul Fitri mengandung value atau makna tersendiri, diantaranya ialah;
Pertama, mengajarkan kepada seseorang (si pemberi maupun penerima) untuk menabung dan mengelola keuangannya sendiri untuk digunakan dalam hal yang lebih bermanfaat. Setelah uang terkumpul dengan jumlah tertentu maka bisa digunakan untuk membeli barang yang dibutuhkan tentu dengan perasaan bangga.
Kedua, mengajarkan kepada masyarakat (pemberi) untuk memiliki sifat dermawan, peduli, dan suka berbagi rejeki kepada orang lain, khususnya kepada mereka yang membutuhkan. Sehingga dengan pelatihan yang dilakukan pada bulan Ramadhan selama bulan penuh dapat diaplikasikan dalam bulan-bulan berikutnya.
Ketiga, sebagai hadiah, uang angpao hari Raya Idul Fitri juga banyak yang mengartikan sebagai bentuk penghargaan atau hadiah dari orang tua kepada anak-anaknya, karena telah mampu menjalankan ibadah di bulan Ramadhan seperti berpuasa, mengaji. Pemberian hadiah ini diharapkan mampu membuat anak merasa usahanya diapresiasi sehingga termotivasi untuk melaksanakan ibadah serupa di masa mendatang.
Keempat; menebar kebaikan, memberi angpao juga bagian dari menebar kebaikan kepada sesama, kita tahu bahwa memberi dan menerima angpao adalah sesuatu yang menyenangkan bagi keduanya dan tentu saja juga dapat menyebarkan kasih sayang.
Kelima, pengajaran tentang beramal, ketika keluarga anak mendapat angpao, ini artinya pemberi perlu menyediakan dana dan daftar orang yang akan diberikan angpao, ini cara yang bagus untuk melatih anak-anak bagaimana cara beramal kepada orang lain.
Keenam. Anak merasa memperoleh perhatian, merima angpao membuat anak merasa diperhatikan, karena kebaikan ini membuat anak merasa dicintai dan secara otomatis mengikat anak menjadi lebih dekat dengan si pemberi hadiah.
Cara mengelola uang angpao
Pertama, menunjukkan pada anak nilai memberi, alasan utama mengapa penting bagi orang tua untuk mengajarkan pembelajaran keuangan kepada anak-anak adalah agar anak-anak menjadi paham mengenai pemanfaatan uang dengan baik.
Kedua, bantu anak belajar membuat keputusan pengelolaan uang, berikan pemahaman kepada anak mengenai keinginan dan kebutuhan sebuah barang, jika tidak penting dan tidak butuh maka sebaiknya ditunda atau bahkan tidak perlu dibeli sehingga penggunaan uang menjadi lebih tepat guna.
Ketiga, bantu anak membiasakan menabung, dengan memberikan pemahaman kepada anak mengenai menabung, maka anak akan berusaha menabung dan menghargai setiap uang yang diperolehnya, untuk mendukung hal tersebut maka orang tua menyediakan media tabungan seperti celengan atau benda lainnya yang bisa digunakan untuk menyimpan uang koin maupun uang kertas.
Profil penulis
Naim, M.Pd (dosen Pendidikan Ekonomi Universitas PGRI Kanjuruhan Malang)
Sekjen Yayasan Putra Khatulistiwa Malang (YPKM)
Sekretaris IARMI Dewan Pimpinan Kota Malang
Owner Konveksi Wira@lhamd Malang