MALANGVOICE – Kota Malang saat ini masih sering tampak banyak genangan, begitupun di wilayah padat penduduk. Dari sisi kesehatan, masalah seperti ini sangat rentan menimbulkan penyakit, terutama DBD.
Untuk menghindari masalah tersebut di kawasan Sawojajar, Puskesmas Gribig akhirnya turun tangan membuat inovasi bernama Aedes Larva Ovitrap (Alot) dan bersama warga peduli lingkungan dengan menanam toga, biopori cegah genangan air (Berlian Naga Bonar).
Selain sebagai cara untuk meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) sekaligus juga sebuah inovasi untuk menjaga lingkungan tetap sehat.
“Salah satu masalahnya, di Sawojajar selalu ada genangan saat hujan. Dari hasil rembukan dengan masyarakat menginginkan ada inovasi agar teratasi. Selain itu keinginan warga untuk memanfaatkan produk alam untuk kesehatan juga tinggi,” ujar Kepala Puskesmas Gribig, drg. Dinna Indarti.
Menurut Dinna, Alot merupakan alat yang difungsikan sebagai alat perangkap nyamuk ramah lingkungan. Alat ini bekerja dengan cara memutus siklus hidup nyamuk dengan cara membunuh jentik.
Sedangkan, dalam inovasi Berlian Naga Bonar, setiap rumah diajak untuk menanam toga. Tanaman toga dipilih, selain sebagai tanaman obat keluarga, juga dapat mempercantik lingkungan hingga bahan dasar membuat produk. Seperti, jamu, brownies daun kelor, jenang grendul lidah buaya dan sebagainya.
“Meski baru difokuskan dalam satu RW, saya berharap pilot project ini mampu menjadi contoh dan bisa diterapkan hingga ke seluruh kelurahan maupun seluruh Kota Malang,” imbuhnya.
Selain itu, ada beberapa inovasi lain yang dimiliki oleh Puskesmas Gribig, yakni bersama kader skoring ibu hamil risiko tinggi (Berderingristi) hingga ojek makanan untuk makanan gizi kurang (Jek Food) yang dikelola kader. (Der/Ery)