Cegah Generasi Milenial ‘Kesasar’, Dosen UB Ini Punya Penangkalnya

Muwafiq saat peluncuran buku terbarunya. (Istimewa)

MALANGVOICE – Generasi milenial tumbuh dekat dengan teknologi, smartphone, sosial media. Tak hanya efek positif yang ditimbulkannya, ancaman dan bahaya juga mengintai generasi muda apabila mereka tak bijak memanfaatkan fasilitas itu.

Lihat saja contoh kasusnya di berita-berita, selalu saja ada kasus anak dibawa kabur orang asing yang baru diajak berkenalan di sosial media. Agar generasi milenial tak ‘kesasar’, Dosen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Brawijaya (UB), Akhmad Muwafiq, menerbitkan sebuah buku.

Berjudul ‘The Power of Wisdom’, Panduan Bijak Mengarungi Zaman Now, Muwafiq melaunchingnya berbarengan dengan acara Kajian Islam Tematik Menjelang Magrib, di Masjid Raden Patah, UB, Jumat (23/2).

Buku yang hampir mencapai 300 halaman itu berangkat dari pembacaannya terhadap sebuah realitas sehari-hari. Terutama kehidupan di zaman melenial. Seperti anak yang dibawa kabur akibat perkenalan lewat smarphone.

“Maka dikira perlu saya menulis buku ini,” katanya saat memulai bedah buku.

Buku yang diterbitkan penerbit kota tua ini berisi quotes-quotes ringan, sehingga cocok untuk dibaca siapapun. Selain itu, di beberapa lembar, juga disertakan gambar sehingga tidak jenuh bagi pembacanya. Dia melanjutkan, buku ini adalah motivasi dan panduan dalam menjalani kehidupan di zaman now. Dan di dalamnya berisi tentang teknologi, akhlak mencari ilmu dan lain-lain. Buku ini menurut dia sangat cocok bagi generasi milenial.

“Saya berharap formulasi dalam buku ini bermanfaat bagi orang banyak,” imbuh pria yang juga berprofesi sebagai penceramah ini.

Menurutnya, memasuki generasi Z, dimana zaman yang dipenuhi dengan kungkungan teknologi, banyak orang-orang yang salah memaknai teknologi itu. Maka perlu motivasi, termasuk lewat buku.

Di bagian akhir pembicaraannya, Muwafiq mengimbau agar setiap manusia harus memiliki guru. Termasuk berguru terhadap buku.

“Maka jangan lupa beli buku ini,” pungkasnya kemudian diikuti gelak tawa ratusan orang yang hadir.

Dalam proses kreatifnya, menurut dia buku ini disusun kurang lebih selama dua tahun. Dia memilih jenis quotes karena dia ingin merespons kegemaran masyarakat milenial yang lebih suka membaca tulisan pendek-pendek.

”Di saat ilmu dianggap sebagai sesuatu yang netral, maka kebaikan akan sama dengan keburukan, dan kebenaran akan menjadi sesuatu yang sulit ditemukan hingga akhirnya ketidakbenaran menjadi kebenaran,” ucap Muwafiq membacakan salah satu quotesnya.(Der/Aka)