MALANGVOICE– Pasangan calon (paslon) nomor 1 Pilkada Batu 2024, Nurochman-Heli Suyanto berkomitmen untuk memajukan pariwisata berbasis konservasi di Kota Batu. Hal ini guna mengintegrasikan sektor pariwisata dan upaya pelestarian lingkungan.
Gagasan itu dicetuskan pasangan yang diusung koalisi PKB-Gerindra (Koalisi Wong Mbatu) saat berkunjung ke destinasi wisata telaga atau blumbang di Kampung Macari Lahor, Desa Pesanggrahan, Kota Batu.
Di sana, terdapat sebuah telaga yang terbentuk dari sumber mata air yang masih lestari berkat kepedulian masyarakat setempat. Tentu jika digarap dengan baik, maka Telaga Macari bisa menjadi destinasi wisata desa yang populer.
Paslon NH Janjikan Bangun Mall UMKM agar Dapat Bersaing di Pasar Nasional
Mimpi itu dikatakan Imam Ghazali, salah satu tokoh masyarakat Kampung Macari, diyakini bisa terwujud di tangan paslon bernomor urut 2, Nurochman – Heli yang merupakan putra daerah asli. Blumbang Macari, kata Imam, bukan hanya sekedar tempat wisata, melainkan juga potret dari keteguhan warga dalam aktivitas pelestarian lingkungan di tengah hingar-bingar pariwisata.
“Sumber Macari adalah wisata edukasi, bukan sekedar wisata saja. Konsep wisata di sini memang lebih menekankan pada edukasi konservasi sumber mata air yang ada di wilayah Batu,” ungkapnya.
Dalam hal ini, lanjut dia, membutuhkan karakter pemimpin yang tidak hanya fokus pada aktivitas ekonomi saja, melainkan keseimbangan antara keduanya. “Nah, hal itu ada pada mereka berdua. Kami ingin konsep pariwisata berkelanjutan ini terus ada, kalau bisa di seluruh daerah juga punya kesadaran seperti ini,” harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Nurochman berkomitmen mendukung pengembangan destinasi wisata di setiap desa, termasuk di Kampung Macari yang sangat potensial. Saat ini, destinasi itu sudah mulai tergarap berkat bantuan APBN. Lebih lanjut, nantinya Cak Nur akan kembali mengalokasikan anggaran APBD untuk pengembangan wisata tematik di kampung tersebut.
Perusakan APK Milik Paslon NH Tidak Mencerminkan Pilkada Damai
Pengembangan potensi wisata di setiap desa dan kelurahan menjadi perhatian utama bagi Cak Nur dan Mas Heli. Ini agar porsi ‘kue’ pariwisata di Kota Batu bisa dinikmati secara merata oleh masyarakat. “Dengan banyaknya wisata yang terkelola dengan baik, termasuk di desa dan kampung tematik, tentunya perekonomian tidak hanya dinikmati orang swasta tapi juga masyarakat,”ungkapnya.
Tak hanya sekedar pariwisata, dirinya juga mendukung pengembangan ekopariwisata di Blumbang Macari untuk terus menebar praktik baik pendidikan terkait konservasi lingkungan. Di sisi lain, jika potensi wisata di Blumbang Macari dapat dikelola dengan baik, maka kampung ini akan berkontribusi dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Tak hanya itu, kesejahteraan para pekerja wisata, baik di Blumbang Macari maupun pekerja informal di destinasi lain juga harus didukung dengan asuransi kesehatan. Itu sangat penting,”tegasnya.
Ia berharap komitmen ini dapat menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk mempercayakan amanah tersebut kepada duet putra daerah. Ia berjanji ketika terpilih nanti ia akan membuka ruang dialog seluas-luasnya. “Saya bukan pejabat yang ekslusif. Saya orangnya juga suka njagong, berdialog, dekat seperti ini meskipun nanti saya sudah menjabat. Ini bukan janji, ini komitmen saya, bisa dibuktikan saja nanti,” tuturnya.
Jargon ‘Mbatu SAE’ dipilih pasangan Cak Nur-Mas Heli sebagai landasan visinya di bursa Pilkada Batu. Mbatu SAE merupakan akronim dari madani, berkelanjutan, agrokreatif, terpadu, unggul, sinergi, akomodatif dan ekologis. Gagasan besar ‘Mbatu SAE’ disusun atas isu-isu strategis yang akan diimplementasikan melalui sembilan program priorotas ‘Nawa Bhakti’.
Dalam aspek ekologis, arah pembangunan infrastruktur mengedepankan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sebagai landasan kerangka pembangunan hijau. Sebagai kota dengan nuansa hijau, dikelilingi hutan dan pegunungan, maka perlu ada pemanfaatan maksimal menjadikan sebagai pusat edukasi, konservasi dan rekreasi.
“Upaya pengendalian tata ruang merupakan komitmen paslon NH menjaga keseimbangan alam yang kurang terkendali. Pembangunan yang menyesuaikan peruntukkannya merupakan hal wajib, harus ditaati agar kelestarian terjaga,” ujar Cak Nur.
Alih fungsi lahan kawasan hutan selama ini termasuk penyebab utama berkurangnya sumber mata air di beberapa titik. Sehingga harus diikuti pula dengan gerakan penghijauan di sekitar sumber mata air. Langkah itu butuh peran partisipasi masyarakat untuk menjaga kelestarian sumber air.
“Ini tentunya untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan bisa dimanfaatkan dalam peningkatan ekonomi melalui produksi air minum dalam kemasan (AMDK) yang dikelola perusahaan daerah guna mendongkrak PAD,” pungkas dia.(der)