MALANGVOICE – Adanya monopoli proyek Penunjukan Langsung (PL) di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Makang, khususnya di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) Kabupaten Malang membuat Bupati Malang HM Sanusi geram, karena nama anaknya dicatut untuk mendapatkan paket proyek PL.
Bupati Malang HM Sanusi, ketika mengetahui hal tersebut langsung geram, dan memanggil Kepala DPUBM Kabupaten Malang untuk mengklarifikasi kebenarannya.
“Itu semua tidak benar. Menantu saya (Ali, red) memang seorang kontraktor sejak dulu, sebelum saya menjadi Bupati Malang,” ungkap Bupati Malang HM Sanusi, saat ditemui awak media beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Sanusi, memerintahkan pihak DPUBM Kabupaten Malang untuk mencari siapa yang mencatut nama menantunya, dan menindak tegas siapa saja yang mencatut nama menantunya untuk mendapat proyek.
“Saya intruksikan cari kebenarannya. Tindak tegas orang yang mencatut nama anak saya (menantu, red) untuk meminta proyek atau mengatur proyek atau tujuan lain yang bertentangan dengan hukum. Siapa saja orangnya. Apa saja saja jabatan atau statusnya, jika kontraktor black list saja,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala DPUBM Kabupaten Malang Romdhoni mengatakan, sebenarnya Kasus ini dirinya tidak mengetahuinya.
“Saya tidak mengetahuinya, karena semua paket proyek PL sudah saya serahkan ke Kabid saya. Tapi, dengan adanya kejadian ini saya akan mencari kebenarannya, sesuai perintah Bupati Malang,” jelasnya.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Malang Corruption Watch (MCW) sempat menduga jika proyek PL di Pemkab Malang khususnya di DPUBM Kabupaten Malang sebagi modus ajang korupsi, apalagi dengan adanya monopoli proyek PL yang dilakukan oleh kelompok rekanan (Kontraktor, red) yang diberinama Sriwijaya 87 yang dikomandani oleh salah satu rekan berinisial KU.
Bahkan, untuk mendapatkan paket proyek PL tersebut, Kelompok Sriwijaya 87 diduga mencatut-catut nama menantu Bupati Malang HM Sanusi, dengan tujuan untuk memborong paket proyek PL tersebut.
Paket PL tersebut didistribusikan hanya pada orang terdekat dari KU dan anggota kelompok Sriwijaya 87, bahkan ada CV yang dicatut sebagai penerima proyek PL, namun Direktur CV tersebut tidak mengetahui jika CV miliknya mendapatkan paket Proyek PL tersebut yang mencapai hampir 800 paket PL di tahun 2019 ini.(Hmz/Aka)