BTPN Kenalkan Program “Daya” Bagi Pelaku UMKM

Daya Head BTPN, Andrie Darusman. (Lisdya)
Daya Head BTPN, Andrie Darusman. (Lisdya)

MALANGVOICE – Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) khususnya di Kota Malang kini bisa bekerjasama dengan BTPN dalam program bisnis yang dinamai “Daya”.

Pihak bank nantinya akan terlibat langsung dalam hal pendampingan dan pemberdayaan agar kinerja bisnis bisa dilaksanakan secara berkelanjutan. Menurut “Daya” Head BTPN, Andrie Darusman, program yang digagas itu mengimplementasikan sebuah model bisnis dengan mengintegrasikan misi sosial dan bisnis dalam produk, layanan, serta kegiatan sehari-hari.

Baca Juga: Tingkatkan Pemasaran Produk UMKM, Google Maksimalkan Gapura Digital

“Inti dari program ini adalah kami menjadi partner, atau mitra nasabah dalam mencapai pertumbuhan usahanya. Kami meyakini, untuk bisa bertumbuh, nasabah tidak hanya membutuhkan akses keuangan, tetapi juga pendampingan untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka,” kata Andrie Darusman kepada media di Malang, Kamis (25/10).

Andrie pun memaparkan implementasi Program Daya disesuaikan dengan profil, karakter dan kebutuhan nasabah. Bahkan, modul pelatihan yang diberikan relevan dengan tantangan yang dihadapi.

Beberapa modul terkait perencanaan bisnis yang direncanakan antara lain, manajemen keuangan, strategi menjaga loyalitas pelanggan hingga mengakses pasar menggunakan platform digital (e-commerce).

“Karena materi pelatihan yang dibutuhkan nasabah semakin kompleks, dan untuk memperluas jangkauan Daya, kami memperkenalkan Daya.id. Hal ini merupakan ikhtiar kami dalam meningkatkan kapasitas nasabah dengan memanfaatkan teknologi,” tegasnya.

“Selain itu, hari ini kami bersinergi dengan Google untuk berbagi pengalaman mengenai pentingnya go online dan bagaimana para pelaku UMKM mengoptimalkan internet sebaik mungkin,” tandasnya.

Sebagai informasi, “Daya” merupakan sebuah program pemberdayaan yang dilaksanakan BTPN secara berkelanjutan dan terukur. “Daya” diperuntukkan bagi seluruh nasabah BTPN yang terdiri dari para pensiunan, pelaku UMKM, serta komunitas prasejahtera produktif.(Hmz/Aka)