BPBD Kota Malang Optimistis Hadapi Bencana saat Musim Hujan, Ini Syaratnya

Ilustrasi Banjir

MALANGVOICE – Berdasarkan kondisi cuaca belakang ini, wilayah Kota Malang dan sekitarnya telah memasuki musim penghujan. Sebagai langkah antisipatif bencana dampak peralihan musim, BPBD Kota Malang telah menyiapkan langkah strategis.

Analis Bencana BPBD Kota Malang Mahfuzi mengatakan, Lewat kemajuan teknologi, bencana (hidrometeorologi) sebenarnya dapat dicegah. Namun bukan dengan konsep zero disaster, melainkan zero victims. Berkembangnya ilmu hidraulika menghasilkan penemuan konstruksi bangunan air yang sejatinya berfungsi untuk mengendalikan daya rusak air (UU No 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air).

“Seperti pembangunan waduk, bendungan, embung adalah bertujuan mengendalikan volume air agar tak terjadi banjir dan tak makan korban,” ujarnya melalui keterangan tertulis diterima MVoice, Selasa (19/11).

Hal yang sama dalam ilmu hidrologi, risiko bencana kekeringan akibat kemarau panjang dapat dikurangi dengan penerapan modifikasi cuaca seperti pembuatan hujan buatan meskipun memakan biaya yang tak sedikit.

“Tanah longsor pun bisa direduksi risikonya dengan penerapan konstruksi revetment, bisa pula penanaman gebalan rumput. Tanah rawan longsor akibat kualitasnya yang kurang baik bisa diperbaiki dengan metode geotekstil,” imbuh pria kelahiran Banjarmasin ini.

Ekstremnya perubahan iklim membuat ekosistem penyeimbang tekanan udara menjadi berkurang yang berakibat peluang anomali cuaca seperti angin kencang atau udara makin panas membesar.

“Lewat pemuliaan tanaman, bisa dilakukan rekonstruksi genetika agar didapat tanaman yang tahan panas, berakar kuat dan tahan angin kencang,” sambung dia.

Alumni Teknik Pengairan UB ini menambahkan, bahwa proses pencegahan bencana tak melulu mengandalkan mitigasi struktural. Namun diimbangi pula dengan kegiatan edukasi, sosialisasi maupun simulasi. Termasuk melakukan pantauan dan monitoring di lingkungan masing-masing.

“Mitigasi non struktural bisa dengan kampanye sadar bencana. Sosialisasi di kawasan rawan bencana atau juga memantau daerah-daerah yang berpotensi bencana. Laporkan setiap ada potensi bencana sehingga sewaktu-waktu warga bisa diungsikan sebelum bencana melanda,” pungkasnya.(Der/Aka)