MALANGVOICE – Pertukaran mahasiswa asing di STIE Malangkucecwara antara negara Indonesia, Jepang, Mesir dan Polandia ternyata memberikan kesan yang unik. Salah satunya bagi pelajar asal negara sakura.
Menurut Kiota Hamamase atau yang akrab disapa Budiono ketika tinggal di Malang, mengungkapkan bahwa ia sangat tertarik dengan bahasa walikan khas Arek Malang atau yang lebih dikenal dengan boso kiwalan.
“Lucu dan unik, ketika saya mendengar arek Malang ngobrol, mereka ada yang bilang Sam dan saya mencari di kamus itu tidak ada. Ternyata ada bahasa khas di Malang, keren jadinya saya mulai belajar bahasa Malang dan Indonesia,” ujar Kiota sambil terbata-bata, Jum’at (9/3).
Selain belajar bahasa Indonesia dan bahasa Malang ternyata pelajar yang berasal dari Kota Funabashi, Chiba, Jepang ini juga tertarik dengan pencak silat tapak suci dan batik Malang.
“Kami latihan 9 kali dalam satu bulan, gerakan pencak silat keren. Awalnya kami kesulitan, namun ternyata lebih mudah ketika kami menghayati. Kami jadi ingin tinggal beberapa hari lagi disini,” imbuhnya.
Tak hanya budaya dan ciri khas yang dilirik pelajar asing ini, ternyata wisata dan kuliner Kota Malang jadi sesuatu yang bakal dirindukan kelak mereka kembali ke negaranya.
“Saya suka sate, soto, bakso dan orem-orem awalnya aneh di lidah tapi ternyata enak. Dan yang menjadi daya tarik di Kota Malang banyak wisata kreatif,” tegas Kiota sambil makan ngacungkan jempol.(Der/Aka)