MALANGVOICE – Kasus pasangan Suami Istri (Pasutri) warga Pentungsewu, Wagir yang ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar di rumahnya, akibat bunuh diri dengan cara untuk suaminya (Joko Waluyo) gantung diri, dan istrinya (Yuli Irawati) diduga dengan meminum racun, mendapat perhatian Bupati Malang HM Sanusi.
Pasalnya, Bupati Malang HM Sanusi siap menanggung biaya pendidikan kedua anak pasutri tersebut, dengan berencana masukkan ke pondok pesantren (ponpes) binaan Kiai Haji (KH) Safian, yang berada di wilayah Kecamatan Wagir.
Baca Juga: Pasutri Bunuh Diri: Suami Gantung, Istri Minum Racun
“Kami akan menanggung semua biaya pendidikan kepada anak dari pasutri yang telah mengakhiri hidupnya dengan melakukan bunuh diri,” ungkap Sanusi, Rabu (11/3).
Dengan adanya kejadian kejadian kasus bunuh diri tersebut, lanjut Sanusi, dirinya mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Malang agar selalu menjaga keharmonisan rumah tangga, dan menyayangi keluarga diatas segela-galanya, serta tidak mementingkan ego pribadi yang bisa menghambat tumbuh kembang anak dan masa depan anak.
“Dari kasus bunuh diri pasutri tersebut, maka yang menjadi korban anak, karena mereka sudah tidak memiliki kasih sayang orang tua. Selain itu, mereka juga masih butuh biaya pendidikan, dan butuh kelangsungan hidupnya. Dan dengan kasus itu, kini mereka sekarang menjadi anak yatim piatu,” jelasnya.
Untuk itu, tambah Sanusi, dirinya akan menanggung semua biaya pendidikan hingga selesai sekolah sesuai dengan program pendidikan 12 tahun atau hingga lulus setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Dua dari tiga anak tersebut aoan saya sekolahan di Ponpes, supaya mereka nanti dapat mendapat ilmu agama, dan ilmu pendidikan umum,” tukasnya.
Sebagai informasi, kematian dua pasutri itu meninggalkan dua orang anak yakni Fery (21), Yoga (16) dan satu anak tiri, yang masih balita. Pasutri tersebut bunuh diri diduga sementara ini karena akan bercerai.(Hmz/Aka)