Berkenalan dengan Tarian Khas Raja Ampat yang Memikat

Kepulauan Raja Ampat. (traveller)

MALANGVOICE – Raja Ampat di Papua tak hanya memiliki pesona alam yang memukau. Daerah kepulauan ini memiliki beragam kesenian tradisional yang unik dan menarik untuk dipelajari. Di antaranya yang paling populer adalah Tari Bintaki, Tari Wor, dan Tari Suling Tambur.

Nah, mau tahu apa saja penjelasan tarian tersebut? Mvoice sudah merangkumnya dari berbagai sumber.

Kesenian Khas Raja Ampat

Tari Bintaki adalah kreasi asli masyarakat Waigeo utara. Gerakan-gerakannya menceritakan tokoh bernama Jober Maray yang sedang mencari ikan di sungai Kali Kui, menggunakan alat tradisional dari akar tanaman bore. Tokoh utama tersebut tampil diiringi nyanyian kelompok dan permainan biya, alat musik tiup dari cangkang hewan laut.

Selain Bintaki, tari Wor juga populer di Raja Ampat. Biasanya menjadi suguhan untuk menyambut para raja atau para pembesar yang dihormati. Tarian ini juga bisa ditemui di daerah Biak, karena penduduk asli pulau itulah yang pertama kali mengembangkannya.

Tarian selamat datang lainnya adalah tari Suling Tambur. Berbeda dengan tari Wor, tarian ini tidak dikembangkan oleh penduduk pribumi. Adalah dua orang bernama William Ottow dan Johan Gottlob Geissler yang memopulerkannya. Keduanya adalah tokoh penginjil, penyebar agama Nasrani di tanah Papua.

Para penari Suling Tambur masing-masing membawa dan memainkan alat musik suling dan tambur. Biasanya dilakukan beramai-ramai dan boleh diikuti oleh siapa saja. Belakangan tarian ini populer di kalangan wisatawan. Kabar baik, pemerintah setempat kemudian meresponnya dengan menggelar agenda khusus tari Suling Tambur. Jadi saat ini Raja Ampat tak hanya memiliki Festival Bahari, tetapi juga Festival Suling Tambur.

Festival Budaya di Raja Ampat

Festival Bahari Raja Ampat dan Festival Suling Tambur merupakan agenda tahunan. Acara ini sengaja diadakan untuk menarik minat wisatawan agar terus berkunjung ke Raja Ampat.

Festival Bahari diselenggarakan setiap pertengahan tahun, atau sekitar bulan Agustus. Sedangkan Festival Suling Tambur menyusul pada bulan berikutnya. Bisa dipastikan penonton akan melimpah ruah. Bukan cuma penduduk lokal dan wisatawan domestik, tetapi juga turis-turis mancanegara.

Agar tidak kehabisan tempat, segera rencanakan keberangkatan Anda. Disarankan untuk memesan tiket pesawat online minimal 3 bulan sebelum hari-H. Apalagi jika Anda punya preferensi maskapai bertarif ekonomis, seperti Citilink.

Sekadar informasi bagi penggemar layanan Citilink, maskapai ini belum menyediakan rute dengan tujuan bandara Sorong, bandara terdekat dari Raja Ampat. Tapi Anda masih bisa membeli tiket Citilink untuk transit di bandara Manado atau Makassar. Baru kemudian terbang lagi ke Sorong, lalu menyeberangi laut menuju Raja Ampat.

Kalaupun nantinya harus ganti jadwal reschedule atau terpaksa batal terbang, tenang saja, karena refund tiket bisa dilakukan tanpa prosedur ribet. (Der/Ulm)