VIDEO: Beredar Rencana Aksi Bela Kalimat Tauhid, Gabungan Elemen Malang Raya Menolak

Perwakilan dari berbagai elemen organisasi Malang Raya saat mendeklarasikan Malang Damai di Balai Kota Malang, Sabtu (27/10). (Aziz Ramadani/MVoice)
Perwakilan dari berbagai elemen organisasi Malang Raya saat mendeklarasikan Malang Damai di Balai Kota Malang, Sabtu (27/10). (Aziz Ramadani/MVoice)

MALANGVOICE – Gabungan elemen masyarakat dan tokoh se-Malang Raya berkumpul di Balai Kota Malang, Sabtu (27/10). Mereka kompak menolak kabar rencana aksi Bela Kalimat Tauhid di Kota Malang, Minggu (28/10).

Puluhan massa lantas difasilitasi untuk berdialog oleh Wali Kota Malang Sutiaji dengan didampingi Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri di Ruang Sidang Balai Kota Malang. Dialog yang berlangsung tertutup lebih dari dua jam itu lantas diputuskan menyerukan deklarasi damai.
Isinya;

1. Kami Arema menolak siapapun yang akan menjadikan Kota Malang tidak kondusif.

2. Siap berjuang demi kedamaian Bumi Arema.

NKRI Harga Mati,
Salam Satu Jiwa, Arema
Salam Satu Jiwa, Indonesia.

Wali Kota Malang Sutaji membenarkan jika telah beredar luas di masyarakat perihal rencana aksi tersebut. Namun disinyalir kuat aksi tersebut bersifat memecah persatuan dan kesatuan NKRI.

“Masyarakat yang mengetahui informasi itu lantas meminta berdiskusi, ya kami fasilitasi. Setalah berdiskusi, intinya menolak segala bentuk aksi yang mengarah terjadinya Kota Malang yang tidak kondusif,” kata Sutiaji ditemui awak media.

“Kami Arema akan menolak dan mencegah itu. Sebab Kota Malang tidak akan pernah terpengaruh provokasi,” imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan Kapolres Malang AKBP Asfuri. Bahwa pihaknya memang menerima surat pemberitahuan aksi tersebut. Aksi bakal dilakukan dengan konvoi mulai Alun-Alun Kota Malang hingga Bundaran Tugu Kota Malang. Namun, masyarakat yang mengetahui lebih dahulu langsung menolak Kota Malang dijadikan aksi.

“Masyarakat menolak karena tidak mau dijadikan pemecah belah persatuan NKRI,” beber Asfuri.

Merespon kemungkinan hal yang tidak diinginkan. Pihak kepolisian bakal melakukan pengamanan ekstra.

“Dari kepolisian pengamanan tetap ada,” pungkasnya.

Sementara itu, Koordinator
Malang Peduli Demokrasi (MPD) Imam Muslich menegaskan, bahwa apapun kondisi di Luar Kota Malang kemudian merembet ke Bumi Arema, wajib untuk menolak. Apalagi aksi tersebut diduga akan menjadikan Kota Malang tidak kondusif.

“Jangan sampai menjadikan Kota Malang ini kacau. Kami warga Kota Malang wajib menolak,” pungkasnya.(Der/Aka)