Berbagi Pengalaman, Wanedi Beber Kiat Dirikan Bangunan di Tanah Miring

Kota Malang Memilih Pemimpin

Ahmad Wanedi mengajarkan kepada warga cara bangun di tanah miring. (Istimewa)
Ahmad Wanedi mengajarkan kepada warga cara bangun di tanah miring. (Istimewa)

MALANGVOICE – Guru terbaik adalah pengalaman. Begitu kata Calon Wakil Wali Kota Malang nomor urut 1, Ahmad Wanedi saat menemui warga RW 04 Kelurahan Bandulan Kecamatan Sukun, Rabu (28/2).

Kepada warga Wanedi membagikan pengalamannya sebagai kontraktor selama puluhan tahun. Salah satunya adalah membangun bangunan di tanah miring. “Bukan ingin mengurui, saya hanya ingin berbagi pengalaman dengan masyarakat,” kata Wanedi

Menurutnya warga perlu diajarkan mekanisme membangun di tanah yang miring. Alasannya adalah kondisi geografis wilayah RW 04 memiliki kontur tanah yang miring pula sekaligus berdekatan dengan sungai Kalimetro.

Tak sedikit pula rumah warga, khususnya balai pertemuan warga sempat mengalami longsor dan hingga kini belum rampung diselesaikan. Ketua RT Ari Priyono menjelaskan bahwa masalah kontur tanah yang miring menjadi hambatan bagi warga dalam melakukan pembangunan.

“Pos warga 10 tahun yang lalu sudah kita bangun, sudah dicor. Waktu finishing, tanahnya longsor. Jadi sampai sekarang masih kita upayakan (perbaikan),” kata Ari.

Setidaknya ada hal penting diajarkan oleh Wanedi kepada masyarakat. Pertama adalah sebelum melakukan pembangunan di wilayah yang kontur tanahnya miring penting untuk dilakukan kajian teknis terlebih dahulu.

“Saya orang kontraktor, biasanya ketika mau dibangun di wilayah yang seperti ini kita harus lakukan kajian teknis secara mendalam,” katanya melanjutkan “Jadi jangan asal bangun saja”

Bila membangun tanpa melakukan kajian teknis terlebih masyarakat sekitar dapat dirugikan. “Untung longsornya sebelum bangunan digunakan warga, coba kalau sudah digunakan berapa jumlah jiwa yang jadi korban,” katanya prihatin.

Bagian kedua yang tak kalah penting adalah disepanjang kontur tanah yang miring perlu ditanami tanaman yang bisa menahan derasnya air. “Coba ditanam semisal bambu atau pepohonan yang lain, karena air itu prinsipnya mengalir dari atas ke bawah,” ucapnya.

Tak hanya itu ketika melakukan pembangunan fondasi dari bangunan harus kuat dan padat. “Fondasinya harus kuat, harus ada timbunan yang benar-benar padat sehingga aman saat dibangun,” tuturnya

Jalur air pun harus dibuatkan oleh warga sehingga air tidak mengalir melewati bangunan yang dibangun. “Harus dibuat gorong-gorong juga untuk jalur air, jangan sampai airnya mengalir ke tempat yang sedang dibangun. Bisa longsor kalau seperti itu,” terangnya.(Coi/Aka)