Belasan Pohon Tumbang Hingga Makan Korban, Ini Kata Kepala DLH

Pohon Tumbang di Jalan Sonokeling, Ciptomulyo, Kota Malang, (MG2).

MALANGVOICE – Dalam beberapa hari terakhir seiring hujan lebat dan angin kencang tercatat enam pohon tumbang.

Beberapa pohon tumbang tercatat di Jalan Ternate, Jalan Raya Langsep, Jalan Sonokeling, Jalan Ciptomulyo, Jalan Beringin. Terparah di Jalan Raya Bandulan yang menimpa satu pengendara roda dua.

Menanggapi peristiwa tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Wahyu Setianto mengatakan, penyebab pohon tumbang akibat tidak berfungsinya alat pendeteksi kondisi pohon.

Alat tersebut berguna sebagai pendeteksi pohon yang ada di Kota Malang yang rawan tumbang dan memerlukan penanganan.

“Jadi bisa terdeteksi pohon mana yang rawan atau tidak dari alat tersebut. Karena tidak aktif itu sehingga kami pakai kasat mata saja saat ini,” ujarnya, Rabu (17/3).

Meski menggunakan metode pengamatan dengan kasat mata untuk mengetahui mana yang perlu mendapatkan penanganan, Wahyu mengaku masih terdapat pohon yang lepas dari pengawasan.

Dari situlah penyebab banyaknya pohon tumbang yang terjadi beberapa hari ini.

“Jadi kalau pakai alat itu kan kalau disentuh ke pohon langsung menunjukan lampu merah bisa langsung dipapas. Lah ini cuma kasat mata itu kadang dari luar baik tapi ternyata akarnya enggak. Kan kita gak tau. Makanya banyak yang tumbang,” terangnya.

Menurut Wahyu, sebenarnya alat pendeteksi kondisi pohon ini tidak berfungsi karena baterai yang digunakan untuk mengaktifkannya habis, dan suku cadang pengganti baterai hanya bisa didapatkan dari luar negeri.

Pihak Dinas LH sebenarnya sudah memesan baterai ini sejak tahun kemarin, namun hingga saat ini tak kunjung datang.

“Kami sudah lakukan pemesanan tahun kemarin ke luar negeri namun sampai sekarang masih belum datang,” ungkapnya.

Meski begitu sebagai langkah antisipasi jika baterai yang dipesan tidak kunjung datang, dirinya akan berkordinasi dengan pihak Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang kabarnya memiliki alat serupa.

“Katanya di Fakultas Pertanian UB ada alat yang serupa. Jadi kami ajak bekerja sama segera,” imbuhnya.(end)