Bantu Pelaku Usaha Ultra Mikro, PIP Menggulirkan Program UMi

Ibu Rahmat Erni Efendi dan Suami, Usaha Printing, Sablon dan Souvenir di Malang saat melakukan kegiatan printing untuk produksi ssouvenir. (Mvoice/Istimewa).

MALANGVOICE – Untuk membantu para pelaku usaha ultra mikro agar terus berkembang, Pusat Investasi Pemerintah (PIP), menggulirkan program Inkubasi Ultra Mikro (UMi) di dua provinsi yaitu di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Program UMi ini bekerja sama dengan dua lembaga inkubator yakni Pusat Inkubator Bisnis Orange Universitas Padjajaran dan Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya (BIIW-UB).

Program UMi ini merupakan bagian dari kampanye ‘Bersama Sahabat – UMi Bangkit’ yang bertujuan memperkuat Ekosistem UMi dan membantu debitur UMi agar bisa tetap bertahan di masa pandemi.

Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah, Ririn Kadariyah menjelaskan, program ini akan dilakukan selama 3-4 bulan dan akan dikuti oleh 55 debitur.

“Mereka akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan seputar peningkatan pengetahuan usaha, perbaikan kualitas produk, legalitas usaha dan legalitas produk, pemasaran digital, manayemen keuangan, dan lain-lain,” ujar Ririn, dalam acara media gathering Inkubasi UMi yang digelar secara daring, Selasa (26/10).

Ririn menjelaskan, peluncuran kampanye ‘Bersama Sahabat-UMi Bangkit’ ini dimaksudkan untuk memposisikan diri sebagai sahabat bagi para pelaku usaha.

“Kami menggandeng mitra-mitra yang juga sahabat kami untuk memberikan dukungan kepada para pelaku usaha termasuk salah satunya adalah melalui program inkubasi ini,” jelasnya.

Sebab, lanjut Ririn, kalau berbicara mengenai para pelaku usaha, maka harus memahami beberapa tantangan atau hambatan yang mereka alami dalam menjalani usahanya, salah satunya adalah permodalan.

“Untuk itu, pemerintah menginisiasi program pembiyaan UMi, kemudian juga kapasitas sumber daya manusia, kualitas produk, legalitas usaha dan produk, serta aspek pemasaran,” terangnya.

Menurut Ririn, Program inkubasi UMi PIP, akan berjalan meski saat pandemi Covid-19, yang membuat para pelaku usaha mengalami hambatan atau tantangan yang jauh lebih besar.

“Karena dana yang kita salurkan juga merupakan bagian dari APBN, di mana APBN tahun 2021 ini temanya adalah ‘Percepat Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi,’ jadi apa yang kami lakukan juga merupakan langkah mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga para pelaku usaha nantinya akan cepat bangkit dalam menghadapi pandemi,” ulasnya.

Sementara itu, Direktur Pusat Inkubator Bisnis Oorange Universitas Padjajaran, Rivani menjelaskan, debitur di dua provinsi ini memiliki potensi yang sangat baik untuk terus tumbuh dan berkembang, dan diperlukan pendampingan usaha yang tepat sebagai pendamping debitur.

“Kami melihat perkembangan usaha UMKM di Indonesia masih terhambat oleh lima faktor, yakni permodalan, SDM, kualitas produk, legalitas, dan pemasaran. Melalui progam ini kami berusaha membantu para debitur usaha ultra mikro untuk menjawab tantangan itu. Kami berharap pengetahuan yang mereka dapatkan pada Inkubasi UMi ini bisa membantu meningkatkan usaha mereka,” tutur Rivani.

Apalagi, lanjut Rivani, program Inkubasi UMi di Jawa Barat telah melibatkan 35 debitur dengan rincian 25 debitur di Majalengka dan 10 debitur di Bandung Barat yang dinilai memuiki potensi untuk berkembang.

“Selama masa pendampingan mereka akan mendapatkan pelatihan seputar manajemen keuangan, peningkatan kualitas produk, legalitas usaha dan legalitas produk, pemasaran digital, pengelolaan e-commerce, dan lain-lain,” sebutnya.

Rivani menegaskan, debitur peserta Inkubasi UMi ini dibagi ke dalam 4 kluster yaitu kuliner/pangan, agribisnis, retail, dan fashion/kriya. Setiap lima debitur akan didampingi oleh satu orang mentor dan dimonitor setiap minggu.

“Kami berharap setelah mengikuti Inkubasi UMi ini, para debitur bisa lebih tumbuh kuat, mandiri, berkembang, dan memiliki daya saing tinggi,” sambungnya.

Sementara program Inkubasi UMi di Jawa Timur diikuti oleh 20 debitur yang seluruhnya berasal dari kota Malang. Program pelatihan dan pendampingan di Malang difokuskan pada dua aspek yaitu keuangan dan pemasaran.

“Kami melihat kedua aspek ini sangat penting untuk mendukung perkembangan usaha debitur. Pencatatan keuangan yang rapi akan membantu mereka mengelola pemasukan dan pengeluaran dengan lebih baik. Supaya mereka bisa meningkatkan volume penjualan karena sudah memiliki perhitungan yang baik terkait pemasukan dan pengeluaran untuk modal,” tegas Direktur Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya Setyono Yudo Tyasmoro.(end)