Bangun Dua Cold Storage Atasi Fluktuatif Harga Komoditas Pertanian

Apel Kota Batu (Foto : Ayun)
Apel Kota Batu (Foto : Ayun)

MALANGVOICE – Fluktuatif atau naik turunya harga komoditas pertanian Kota Batu membuat Pemkot Batu memutar otak. Khususnya ketika musim panen raya dan paceklik tiba.

Beberapa komoditas pertanian seperti apel, cabai, hingga bawang harganya sering kali mengalami naik turun. Sehingga membuat petani merugi dan terjadi inflasi yang tinggi.
Karenanya, melalui Dinas Pertanian Kota Batu merencanakan membangun dua cold storage (ruang penyimpanan dingin) tahun 2020.
Dengan harapan, harga komoditas pertanian di Kota Batu bisa stabil dan petani mendapatkan untung. Karena, saat memasuki musim panen raya atau paceklik beberapa komoditas tetap tersedia.

Kepala Dinas Pertanian Kota Batu, Sugeng Pramono menjelaskan dua cold storage tersebut nantinya dikhususkan untuk beberapa komoditas pertanian di Kota Batu. ”Dengan harapan, ini (dua cold storage, red) akan menguntungkan para petani,” ujarnya.

Sugeng menambahkan, cold storage ini tidak hanya bermanfaat menyimpan hasil pertanian petani Kota Batu. Melainkan juga tidak akan menyebabkan mudah rusak.

”Petani tidak akan merugi dengan adanya ini (cold storage, red),” kata dia. Karena, dikatakannya jika saat masa panen raya sudah ada tempat penyimpanan dan mampu menampung beberapa komuditas yang over.
Sehingga, jika suatu waktu ada hal yang tidak inginkan seperti bencana alam dan membuat gagal panen. Atau saat musim tanam, panen rendah atau paceklik yang membuat harga sering naik akibat kelangkaan juga bisa ditekan.
”Saat itu, kita bisa keluarkan hasil produkis yang disimpan. Selainharga stabil, tentu ini juga bisa menjaga inflasi,” imbuhnya.

Rencana pembangunan dua cold storage ini pun dibenarkan Kepala Bappeda Kota Batu, M. Chori. Dikatakannya bahwa untuk prosesnya masih akan dikerjakan di tahun 2020.
Sedangkan untuk tempatnya, rencananya akan dibangun di Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu dan Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo. Total anggarannya kurang lebih sekitar Rp 10 miliar.

”Harapannya nanti bisa menampung hasil pertanian saat panen raya. Sehingga tetap menjaga nilai harga akibat itu,” ungkapnya.(Der/Aka)