Baju Lebaran Jangan Langsung Dipakai, Ini Bahayanya

ilustrasi. (brokeandchic.com)

MALANGVOICE – Sebentar lagi, umat Islam di seluruh penjuru dunia bakal merayakan hari kemenangan. Ya, untuk merayakan Idul Fitri, setiap negara memiliki tradisi masing-masing.

Di Indonesia, selain menyiapkan santapan, masyarakat juga berbondong-bondong untuk berbelanja pakaian baru. Namun, tahukah Anda jika pakaian yang baru Anda beli ternyata wajib untuk dicuci sebelum dikenakan. Berikut alasannya yang telah dirangkum MVoice dari berbagai sumber.

1. Mencegah Luntur

Pakaian baru sering kali mengalami kelunturan saat pertama kali dicuci. Hal ini disebabkan oleh adanya pewarna ekstra pada kain yang membuat warna pakaian lebih pekat saat dijual.

Apabila tidak dicuci terlebih dahulu, pewarna ini dapat luntur ke tubuh atau ke kain lain yang Anda gunakan. Selain merusak, ada beberapa orang yang alergi terhadap jenis pewarna ini, sehingga dapat menimbulkan ruam gatal yang cukup parah pada kulit.

2. Cegah Bakteri

Meski masih baru, namun bukan berarti pakaian yang Anda beli 100 persen bersih lho. Sebaliknya, pakaian ini justru berpotensi menyimpan banyak bakteri, baik yang berasal dari udara maupun yang berasal dari tubuh orang lain. Lebih buruk lagi, ada juga potensi tersebarnya kutu dan penyakit kulit melalui pakaian tersebut.

3. Zat Kimia

Kain yang sudah diolah menjadi bentuk pakaian, umumnya memiliki sentuhan akhir zat kimia. Fungsinya beragam, ada yang berfungsi untuk meminimalisir tampilan kusut, mencegah timbulnya noda, hingga yang berfungsi untuk mencegah timbulnya bakteri dan jamur sewaktu penyimpanan.

Zat kimia bermanfaat untuk pakaian baru Anda, tetapi dapat menimbulkan dampak buruk bagi kulit, khususnya bagi pemilik kulit sensitif dan penderita eczema.

Virus flu dan norovirus, misalnya, dapat bertahan di kain dan permukaan keras hingga 48 jam. Jika seseorang yang sebelumnya menggunakan pakaian menderita flu, maka virus bisa bertahan sekitar satu hari atau lebih dan menyebar ke orang berikutnya.

Pada beberapa kasus, pewarna sintetis yang masih melekat pada serat-serat pakaian dapat menyebabkan dermatitis kontak, yakni peradangan kulit akibat kontak dengan suatu zat alergen tertentu.

Berikut bahan kimia yang terkandung dalam baju baru.

Chromium IV: sering ditemukan pada bahan kulit dan wol yang dapat menyebabkan kontak dermatitis.

DMF: digunakan untuk mencegah jamur dan produk pakaian dari kulit menjadi lembab. DMF dapat menyebabkan eksim yang sulit diobati.

Alkofenon: digunakan untuk produksi tekstil dan kulit, merupakan zat yang beracun bagi lingkungan.

Pewarna dispersi: dapat menyebabkan alergi dan ruam.

Pewarna azo: sering digunakan dalam proses pewarnaan tekstil. Baru-baru ini diketahui bahwa beberapa agen pewarna dalam azo mungkin bersifat karsinogenik dan mutagenik. Penemuan ini telah dilakukan oleh EU REACH (Europian Union Registration, Evaluation, Authorization and Restriction of Chemicals), sebuah badan legalasi dari Uni Eropa.

Formalin: digunakan untuk proses finishing kain. Paparan rendah zat ini mengiritasi mata, hidung, tenggorokan dan bisa menyebabkan alergi yang mempengaruhi kulit dan paru-paru.

Fenol terklorinasi: digunakan dalam pengolahan tekstil. Bahan ini bisa mengiritasi kulit, mata, dan mulut.

Mencuci baju baru dapat mencegah Anda dari iritasi kulit, apalagi untuk orang yang memiliki kulit sensitif. Namun, Anda juga harus memperhatikan cara mencucinya sesuai ketentuan agar pakaian Anda tidak mudah rusak.(Hmz/Aka)