MALANGVOICE – Abu vulkanik Bromo membuat bandara komersial Abdul rahman Saleh menghentikan operasional sejak Senin (4, Januari 2016). Tak hanya mengganggu landasan, partikel debu juga bisa merusak komponen dalam pesawat, jika maskapai memaksa untuk tetap terbang.
“Level bahayanya? Bahaya sekali! Kalau partikel debu masuk ke dalam mesin, bisa-bisa mesin rusak,” kata District Manager Sriwijaya Air Malang, Muhammad Yusri Hansyah.
MenurutnyaI, sampai saat ini penutupan bandara dilakukan setiap 24 jam. Sehingga hari ini, nota penutupan bandara akan berlaku hingga pukul 07.30 WIB besok. Karena kondisi bersifat force majeur, maka tidak ada kompensasi untuk penumpang kecuali pilihan reroute atau refund.
“Penerbangan dialihkan ke Surabaya, bukan mengambil slot pesawat reguler Surabaya – Jakarta, tetapi tetap pesawat Malang – Jakarta. Hanya lokasinya saja dipindah ke Surabaya. Untuk pesawat dan jadwal pemberangkatannya tetap pakai pesawat dan jadwal rute Malang – Jakarta,” urai dia panjang lebar.
Yusri menambahkan, saat ini load factor pesawat Sriwijaya Air sudah mulai menurun di kisaran 80 hingga 85 persen atau menyusut dari periode peak season tahun baru yang di angka 90 hingga 95 persen.