MALANGVOICE – Di musim penghujan ditambah dengan cuaca ekstrem, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) rentan menyerang masyarakat Kota Malang.
Dari data Dinas Kesehatan Kota Malang, selama bulan Januari 2019 tercatat ada 46 masyarakat yang terjangkit DBD, dengan kasus terbanyak di wilayah lingkungan kerja Puskesmas Bareng, yakni 11 kasus.
“Dari 16 puskesmas di Kota Malang, hanya ada tiga puskesmas yang tidak terjangkit DBD, yakni Cisadea, Rampal Celaket dan Janti,” papar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif saat ditemui di kantornya, Kamis (31/1).
Dibandingkan dengan Januari tahun lalu, kasus DBD hanya ada sembilan kasus saja. Artinya, wabah DBD meningkat hingga lima kali lipat.
Sedangkan pada tahun 2016 ada 464 kasus dengan tiga orang meninggal dunia. Tahun 2017 ada 105 kasus dengan tiga orang meninggal dunia, dan di tahun 2018 ada 82 kasus dengan satu orang meninggal dunia akibat wabah tersebut.
“Kalau tahun ke tahun memang menurun. Tapi yang jadi masalah adalah bulan ini meningkat drastis karena cuaca yang ekstrem,” tambahnya.
Faktor utama penyebab DBD, lanjut Husnul selain cuaca adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan kurangnya memberantas sarang nyamuk di sekitar rumah.
Untuk memberantas nyamuk, ia mengimbau kepada masyarakat agar membersihkan lingkungan dengan cara 3M, menguras, menutup, dan mendaur ulang sampah.
“Ada upaya lainnya juga, pertama kalau tidur upayakan memakai kelambu supaya myamuk tidak masuk,” tegasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, upaya kedua yakni pakai obat nyamuk untuk mengusir. Ketiga, memberantas induk nyamuk beserta telurnya dengan memelihara ikan predator.
“Kalau misal di rumah ada kolamnya, disarankan untuk memelihara ikan cupang misalnya. Karena ikan itu nanti akan memakan telur nyamuk,” pungkasnya.
Terakhir adalah dengan menanam tanaman pengusir nyamuk, seperti serai, lavender dengan ditanam di sekeliling rumah. (Der/Ulm)