MALANGVOICE – Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya (UB) berkunjung ke Balai Kota Malang untuk membahas program Youth Disability Advocates Training, pada Selasa (28/1).
Ketua Australia Disability Research dan Advocacy Network (AIDRAN), Dina Afrianty mengatakan program tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat Indonesia dalam pembangunan manusia inklusi dan memperjuangkan hak-hak bagi penyandang disabilitas.
“Ditambah untuk mendapatkan dukungan dari La Trobe University Australia dalam hal perlindungan bagi penyandang disabilitas,” katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko dalam menanggapi program ini, untuk mengajak seluruh masyarakat khususnya Kota Malang agar mengubah cara pandang agar tidak memposisikan keluarga disabilitas sebagai orang yang sakit atau memerlukan bantuan.
Cara pandang tersebut harus diperbaiki dengan pandangan bahwa mereka adalah sama, mereka juga memiliki potensi untuk berkreasi dan berinovasi dalam pengembangan diri. Hal tersebut juga sebagai bentuk apresiasi kepada keluarga disabilitas dalam mendukung dan memberikan ruang serta kesempatan untuk merancang, merumuskan, memplanning, memprogram disabilitas kedepannya.
”Pemerintah memfasilitasi dan mengakomodasi di dalam sebuah program. Setelah diakomodasi, kemudian direalisasikan. Pada konteks merealisasikan ini, perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban harus benar karena ini menggunakan uang rakyat atau APBD, dan ini masuk pada kartu penyandang difabel,” ujar Edi.
Perlu diketahui, rombongan tamu dari penyandang disabilitas ini berjumlah 26 orang, yang dipimpin oleh Dina, Professor of Law and Public Policy La Trobe University Australia, Patrick Keyzer, Ketua PSLD UB, Zubaidah Ningsih, serta Ketua Pelaksana Youth Disability Advocacy Training (YDAT) dan konselor di PSLD UB, Tommy Firmanda.(Der/Aka)