Astronom 3 Benua Gelar Pelatihan Guru di Malang

Chatief Kunjaya (anja)
Chatief Kunjaya (anja)

MALAMGVOICE – Universitas Ma Chung menjadi penyelenggara lokal acara The 82nd International NASE Astronomy Course pada 25–28 Juli, bekerjasama dengan Network for Astronomy School Education (NASE).

Pelatihan diikuti para guru Matematika, Fisika, dan Ilmu Falak, serta para anggota klub Astronomi amartir seperti Malang Astronomy Club, Surabaya Astronomy Club, dan Ma Chung Astronomy Club (Magic).

“Para siswa di Indonesia seringkali kurang berminat belajar sains karena berbagai alasan, seperti membosankan, sulit, maupun alasan seperti ilmu sains tidak aplikatif dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Rektor Universitas Ma Chung, Dr Chatief Kunjaya, yang merupakan seorang Astrofisikawan.

Karena itu, tambahnya, sains di Indonesia kurang berkembang dibanding negara-negara Asia lainnya.

“Namun ilmu Astronomi bisa menjadi solusi, atau menjadi ‘perantara’ untuk masalah ini, karena lebih mudah menarik minat siswa untuk belajar Astronomi dari pada belajar Fisika atau Matematika, walaupun untuk memperdalam ilmu Astronomi, butuh juga belajar Matematika dan Fisika” jelasnya.

Menurut dia, masalah ini tidak hanya dialami negara-negara berkembang, tapi juga negara maju seperti Amerika Serikat.

“Saya pernah bertemu para profesor dari Amerika Serikat yang mengeluhkan turunnya minat anak-anak di Amerika belajar sains, serta meningkatnya posisi-posisi penting di bidang sains di sana yang kemudian diisi para saintis Asia, seperti dari Tiongkok, India, serta Singapura,” tukasnya.

Pendapat Dr Chatief Kunjaya itu senada dengan pendapat Prof Rosa Maria Ros Ferre (Spanyol) – Presiden IAU yang menjadi salah satu pembicara dalam pelatihan 4 hari ini.

“Para siswa dan anak-anak muda selalu tertarik dengan misteri luar angkasa. Berbagai teori dan rumus-rumus Matematika dan Fisika banyak diterapkan di Astronomi. Karena itu ilmu Astronomi bisa dipakai meningkatkan gairah para siswa untuk belajar sains,” tutur profesor yang berlatar belakang ilmu Matematika ini.

Karena itulah, lanjutnya, di NASE melakukan program untuk melatih guru tentang ilmu Astronomi di berbagai belahan dunia, agar pembelajaran sains dapat meningkat secara global.

Selain itu, melalui pelatihan ini NASE berupaya memperluas jejaring pendidikan Astronomi di dunia, melalui kerja sama dengan berbagai institusi pendidikan yang kami temui dalam pelaksanaan pelatihan Astronomi di berbagai penjuru dunia.

Pelatihan ini sudah dilaksanakan 81 kali di berbagai negara, kebanyakan di negara-negara Amerika Selatan.

Yang menarik dari pelatihan ini adalah, di setiap negara yang mereka kunjungi, para pembicara akan mengkaitkan Ilmu Astronomi dengan sosial-kultural negara tersebut.

Pada pelaksanaan pelatihan NASE yang pertama di Indonesia, bahkan Asia Tenggara ini, para pembicara akan mengulas hubungan antara Ilmu Astronomi dengan pembangunan candi-candi.