Anugerah Tangguh Adhiwirasana, Penghargaan Tiap Daerah yang Unggul Tangani Bencana

MALANGVOICE – Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) menginisiasi Anugerah Tangguh Adhiwirasana. Itu merupakan ajang pemberian penghargaan kepada pihak yang unggul dalam penanganan kebencanaan.

Tema tahun ini adalah Kolaborasi Indonesia Tangguh Bencana yang diharapkan dapat menjadi penyemangat daerah dalam siklus penanganan pandemi COVID-19, serta percontohan bagi daerah lain dalam mengembangkan kolaborasi penanganan bencana.

Apresiasi penanganan kebencanaan tersebut meliputi penanggulangan bencana alam dan non-alam. Sedangkan penilaian dititikberatkan pada inisiatif inovasi dalam penanganan kesehatan, pemulihan ekonomi, serta peningkatan kesejahteraan sosial. Juri terdiri atas tim profesional lintas bidang, dengan Menteri Sosial dan Menteri Dalam Negeri sebagai dewan juri kehormatan.

Dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, Selasa (9/11), Ketua Panitia Anugerah Tangguh Adhiswirasana, I Nyoman Gde Agus Asmara menjelaskan bahwa penilaian telah dilaksanakan dalam beberapa tahap, sedangkan pemberian penghargaan rencananya akan dilakukan Presiden Joko Widodo.

Penilaian pertama adalah klaster berdasarkan aspek geografis dan kapasitas fiskal daerah. Tahap penjaringan ini menggunakan data sekunder di bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial ini dilakukan pada sebanyak 514 kabupaten/kota dan 34 provinsi, untuk melihat kinerja daerah dalam pengendalian pandemi.

Menyusul berikutnya adalah self assesment dan sesi wawancara. Menyoroti sesi wawancara yang dihadiri hampir seluruh kepala daerah beserta elemen terkait, Nyoman menyebutkan bahwa hal tersebut mengindikasikan kolaborasi memang telah terjalin di daerah-daerah unggulan tersebut, dengan pemimpin yang kolaboratif.

“Semua pihak sudah terlibat termasuk satgas daerah. Hal ini mengindikasikan daerah-daerah unggul ini mampu menjalankan kolaborasi dengan baik,” jelasnya.

Diakui Nyoman, penanganan pandemi sejauh ini belum ada rumusnya. Karena itu setiap daerah di Indonesia sampai saat ini terus berproses dalam menangani pandemi secara efektif dan efisien. Terkait hal tersebut, menurutnya, kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan secara reguler tiap
tahun guna memberikan apresiasi bagi kepemimpinan kolaboratif dalam menangani kebencanaan.

“Juga diharapkan menjadi pemicu untuk terus berbenah, belajar, menyempurnakan strategi dan halhal lain di daerah untuk penanganan pandemi,” lanjutnya.

Kesempatan yang sama, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan ada beberapa kriteria yang dilihat terkait bagaimana daerah menghadapi kondisi pandemi, terutama kolaborasi lintas sektor menjadi sesuatu yang harus dilakukan di masa pandemi.

“Tidak bisa hanya sektor kesehatan, sementara sektor lain tidak patuh. Saat rem darurat, semua sektor harus melakukan hal yang sama. Bagaimana kebijakan pemerintah disikapi masyarakat dengan patuh, bagaimana Pemda mengajak beberapa elemen masyarakat agar memahami penerapan aturan PPKM,” paparnya.

Ia menjelaskan, situasi pandemi di Indonesia makin membaik. Kepatuhan protokol kesehatan juga cukup baik, terutama dalam mengenakan masker. Namun situasi pandemi bukan hanya terkait protokol kesehatan.

“Tetap ada unsur lain seperti bagaimana mobilitas dibatasi, testing atau deteksi dini untuk menemukan kasus positif dan memisahkan dengan masyarakat yang sehat, serta
vaksinasi,” ujarnya.

Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Safrizal ZA. (Istimewa)

Kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Safrizal ZA mengatakan, meski situasi COVID-19 Indonesia sudah membaik, kewaspadaan tidak boleh dilonggarkan.

“Situasi membaik bukan berarti persoalan sudah hilang. Virus masih ada, makanya tetap waspada tidak boleh lengah. Sejak awal Bapak Presiden katakan kepada kita sistem penanganan yang kita gunakan untuk pandemi adalah strategi gas dan rem,” ujarnya.

Safrizal menyampaikan, dengan kerja sama semua pihak dan memperhatikan situasi yang berkembang, diharapkan bisa tercapai pertumbuhan ekonomi 4% bahkan 5% di akhir tahun 2021.

“Kita akan genjot perekonomian namun tetap dengan tingkat kedisiplinan tinggi dan saling melindungi,” ujarnya.

Ia menekankan, meski angka kasus rendah di Indonesia, tapi itu menandakan bahwa COVID-19 masih ada. Karenanya, ketaatan terhadap pembatasan dan protokol kesehatan harus tetap dijaga. Setiap pihak diharapkan bekerja sama berkolaborasi menjaga situasi yang sudah baik, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, TNI Polri, lembaga, termasuk tentu saja masyarakat.

“Kita adalah hero (pahlawan) bagi sesama. Semuanya adalah pahlawan. Kita bisa melindungi orang lain dengan seprotektif mungkin untuk mencegah penularan, sehingga kita bisa lanjutkan aktivitas sosial ekonomi yang sudah mulai pulih,” tuturnya.

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait