MALANGVOICE-Geli, heran, jengkel sekaligus marah. Itu yang tergambar saat HM Anton, Wali Kota Malang, mendengar kasak kusuk bahwa santunan anak yatim serta kaum dhuafa yang digelarnya pada Ramadan lalu sumber dananya diambil dari pemotongan gaji ke-13 PNS Pemkot Malang.
“Kelihatannya sederhana, dan mungkin isu kecil dari beberapa orang yang tidak suka atau punya kepentingan, tapi kalau tidak diluruskan, orang akan menganggap isu itu benar. Karena itu saya tegaskan, siapa pun dan pihak mana pun yang menemukan serta tahu (pemotongan, red) itu, hendaknya segera menginformasikan, melaporkan dan mengemukakan secara terbuka,” jelas Anton, lewat rilis yang dikirim ke Redaksi MVoice, beberapa menit lalu
Bahkan, sambung, siapapun boleh melakukan tuntutan. “Tapi yang menghembuskan isu itu, dan ternyata tidak benar, juga tidak boleh didiamkan, dan harus diproses (secara hukum, red) itu,” tegas Anton.
Seperti diketahui, kegiatan menyantuni anak yatim dan dhuafa yang diberikan Anton merupakan tradisi tahunan keluarga. Bahkan sebelum suami Hj Farida Suryani itu menjabat Wali Kota Malang, melalui rejeki keluarga yang telah terhimpun, dan diberikan saat Ramadan serta menjelang Idul Fitri.
Sementara itu Kabag Humas Kota Malang, Widianto, menegaskan, tidak ada pemotongan gaji ke-13, karena dilakukan sistem payroll, atau langsung masuk rekening masing masing PNS.
“Kami juga heran, koq ada saja yang menghembuskan info seperti itu. Jadi, mereka yang merasa dirugikan atau kalau memang punya fakta, ya sebaiknya dilaporkan saja, ini era keterbukaan. Justru kalau sekadar ‘katanya’ atau melempar omongan dan tidak menuntaskan, itu yang patut dipertanyakan,” sesal pria yang akrab disapa Wiwid itu.
Meski begitu dia mengakui, yang namanya desas desus memang sulit diketahui sumber pastinya. “Jadi kami hanya sekadar memberitahu dan menegaskan saja, bahwa itu (isue) tidak benar,” pungkasnya.