MALANGVOICE – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar sosialisasi program ‘Desa Tangguh’ di Balai Kota Malang, Kamis (27/10). Dalam kesempatan ini, hadir langsung Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Bernardus Wisnu Widjaja.
Ditemui usai acara, dia menegaskan, BNBP hanya membuat model, dengan harapan program ini dilaksanakan lembaga atau instansi lain. “Program ini biasanya tiga tahun. Tahun pertama paling berat, ada pelatihan-pelatihan dan forum di desa. Kalau di tahun ke-2 dan ke-3 tinggal menjalankan saja,” ungkapnya.
Poin terpenting yang perlu diperhatikan dari program ini, yakni adanya pemahaman atas atas ancaman dan risiko bencana. Jika masyarakat sudah bisa memahami itu, bisa ditentukan langkah-langkah pencegahan.
“Bagaimana mengatasi risiko itu, masyarakat harus paham. Semua bisa dikenali, bahkan longsor sebenarnya bukan bencana yang tiba-tiba karena pasti ada tanda-tandanya,” paparnya.
Selama ini, menurut Bernardus Wisnu Widjaja, pembangunan di berbagai tingkatan sering kali abai pada risiko bencana. Padahal, lanjut dia, tanpa disadari kawasan terdampak pembangunan bisa jadi merupakan kawasan rawan bencana.
Karena itu, salah satu tujuan program Desa Tangguh ini ialah mendampingi pembangunan daerah agar tidak terganggu bencana. “Ujungnya nanti kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.