Among Tani Art Festival 2019, Mengundang Decak Kagum Masyarakat di Suhu 19 Derajat Kota Batu

Penampilan salah satu sanggar di Kota Batu dalam even Among Tani Art Festival yang berlangsung di telatah Balai Kota Among Tani, Senin (26/8) malam. ( Foto: Ayun/MVoice)

MALANGVOICE – Gelaran Among Tani Art Festival 2019 mengundang dercak kagum masyarakat Kota Batu. Mereka datang berbondong-bondong menyaksikan gelaran akbar tersebut.

Di suhu 19 derajat Kota Batu, mahakarya apik bertajuk ‘Candra Peni Rengga’ disuguhkan dalam Among Tani Art Festival 2019 di telatah Balai Kota Among Tani, Senin (26/8) malam.

Sebuah teater berkisah sebuah perjuangan dari zaman Belanda hingga saat ini yakni bakti seorang anak terhadap ibunya. Alur cerita yang bercerita tentang ibu pertiwi yang dijajah oleh Belanda mencoba dibebaskan oleh anaknya.

Melalui sumpahnya yang berbunyi barang siapa telah menyakiti ibundanya akan dihabisi hingga tujuh anak turunan.

Ya, gelaran megah itu mampu memukau penonton. Sebuah karya kolaborasi dari 17 elemen seniman se Kota Batu yang tergabung dalam Hak Karya Budaya (hakur).

Pertunjukkan yang berlangsung selama 45 menit itu gabungan dari beragam seni, mulai dari musik modern dan tradisional, tari, pedalangan dan sebagainya yang dikemas dengan apik dengan aktor berjumlah 70 pemain.

Mulanya, even tersebut dibuka dengan pembacaan doa yang kental dengan budaya di atas panggung bernuansa layaknya gubuk terbuat dari jerami dan bambu.

Dilanjutkan pertunjukan dari Sanggar Bodho Rupo Warno dengan lantunan campursari perpaduan musik karawitan dan musik band.

Rentetan acara selanjutnya oleh pertunjukkan Keroncong Wukir, dan Sanggar Dhamar Kambang dengan menampilkan Tari Sembromo atau tari selamat datang khas Kota Batu.

Dalam gelaran tersebut uniknya para staf dan Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Pariwisata Kota Batu juga terlibat di dalamnya. Mereka lengkap mengenakan kostum anoman putih dan merah.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Batu Imam Suryono berharap even seperti ini dapat ditingkatkan setiap tahunnya. Bahkan menjadi even bulanan.

“Alhamdulillah, kali ini sudah memasuki tahun ke dua. Semoga semkin ditingkatkan kreativitasnya. Inovasinya dimunculkan serta potensi yang ada dari seniman di kota batu,” harapnya.

Ia menambahkan ke depan pihaknya ingin meningkatkan Kota Batu semakin terkenal tidak hanya dari sektor pariwisatanya saja. Tapi wisata budayanya dapat terangkat.

“Kami tentunya akan selalu mendukung perkembangan seni dan budaya di Kota Batu,” imbuhnya.

Selain itu, kegiatan ini juga upaya mengenalkan kebudayaan dan kesenian terutama khas pertanian yang ada di Kota Batu. Sebab dalam kegiatan tersebut penuh kebudayaan dengan memberdayakan masyarakat dan kesenian lokalnya.

“Kami ingin mengenalkan kepada wisatawan bahwa Balai Kota Among Tani tidak hanya tempat pemerintahan tapi juga jadi tempat ajang pertunjukkan bagi musisi lokal di bidang kesenian,” tutupnya.

Diketahui acara tersebut diikuti kolaborasi 17 elemen seniman se Kota Batu di antaranya dari Barisan Mbah Sinto, Paguyuban Sangga Braja, Sanggar Banyu Kendhi, Kopi Pahit, Sanggar Bodho Rupo Warno, Modern Dance, Sanggar Dhemes, Sanggar Dhamar Kambang, Sanggar Chandra Kirana, Wiragasama, Teater Pandu, Anggoro Laras, Seni Rupa, Edukasi Aksara Jawa, dan Edukasi Ritus. (Der/Ulm)