Alasan Sutiaji Terapkan Belajar Tatap Muka di Sekolah

MALANGVOICE – Wali Kota Malang, Sutiaji mengungkapkan akan diterapkannya kembali belajar mengajar dengan tatap muka di sekolah saat kondisi pandemi Covid-19 atau virus corona bukan tidak ada alasan dan peritungan.

Dia menjelaskan diterapkannya kembali belajar tatap muka di sekolah itu bisa menjadi pembelajaran kepada siswa pentingnya disiplin protokol kesehatan Covid-19.

Sehingga, ketika setiap siswa sudah bisa disiplin protokol kesehatan di sekolah. Dia berharap disiplinnya tersebut juga bisa diterapkan di masing-masing keluarganya.

”Kami harapkan disiplin protokol Covid-19 ini bisa menjadi pembelajaran di sekolah. Sehingga ini juga bisa tereplika di masing-masing kehidupan di rumahnya,” kata dia dalam keterangannya kepada MalangVoice.

Sutiaji mengakui kondisi pandemi Covid-19 di Kota Malang masuk zona merah kembali. Setelah sebelumnya, kata dia, sudah masuk zona oranye menuju kuning.

Akan tetapi, karena kurang disiplinya masyarakat terhadap protokol kesehatan seperti memakai masker dan jaga jarak. Sehingga hal itulah yang dikatakannya menyebabkan jumlah pasien konfirmasi positif Covid-19 bertambah banyak.

”Sekarang merah lagi. Nah, itu kenapa. Karena kita tidak sadar dan tidak mau pakai protokol kesehatan,” tuturnya.

Oleh karena itu, Sutiaji mengatakan ketika disiplin protokol kesehatan Covid-19 berhasil diterapkan di sekolah. Dengan begitu, disiplin tersebut diharapkannya juga bisa diterapkan di rumahnya.

”Di sekolah ini kan mendidik anak untuk disiplin. Nah, harapannya mereka ini nanti juga disiplin di rumah. Disana (masing-masing rumah) kan ada bapaknya, ibunya hingga kakak atau adiknya,” terangnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya. Sutiaji mewacanakan akan menerapkan belajar mengajar tatap muka kembali. Rencananya dia akan memilih satu sekolah di setiap kecamatan di Kota Malang.

Sementara itu, derdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Malang. Jumlah pasien konfirmasi positif virus corona tercatat sebanyak 742 orang per Rabu (5/8/2020). Sebanyak 407 orang dinyatakan sembuh, 59 orang meninggal dunia dan 276 orang dalam pemantauan.

Sedangkan pasien suspek sebanyak 1.778 orang. Sebanyak 120 orang isolasi di rumah sakit, 246 orang isolasi di rumah, 71 orang probable dan 1.341 orang discarded.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait