MALANGVOICE – Sekitar 400 wilayah di dunia kini hidup dalam kondisi kekurangan air. Hal ini berdasarkan World Resources Institute (WRI).
Sedangkan negara-negara yang berada di Timur Tengah, merupakan kawasan yang paling tinggi angka kekeringannya. Salah satunya yakni di wilayah Gaza yang tengah mengalami konflik kemanusiaan.
Menanggapi hal ini, Humanity Water Tank dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengunjungi Gaza Utara dan Kota Gaza untuk pendistribusian air. Pendistribusian dilakukan dua minggu yang dimulai dari wilayah Gaza Utara.
Kemudian dilanjutkan ke wilayah Alnazla dan Kota Jabalia, Beit Hanoon dan Beit Lahia, Kota Gaza, dan berakhir di Kota Alshaikh Ejleen. Sedangkan, siklus di wilayah Gaza Tengah, Khanyounis, dan Rafah berakhir di wilayah Tal Alsultan.
Global Humanity Response (GHR) ACT, Andi Noor Faradiba mengatakan Humanity Water Tank ACT di Palestina, memiliki siklus kerja dua minggu. Truk tangki air ini berkeliling di kota Gaza untuk memenuhi kebutuhan air warga, setiap enam hari dalam sepekan.
“Humanity Water Tank libur antara hari Jumat, Sabtu, atau Minggu. Setelah dua minggu siklus, distribusi kembali dari awal dan seterusnya. Aekitar 19.400 penerima manfaat dalam seminggu, atau sama dengan per orang mendapat sekitar 20 liter air perhari,” ujarnya
Selain ke sekolah-sekolah, air bersih didistribusikan ke pemukiman masyarakat prasejahtera, masjid, klinik, dan sarana umum lainnya di Wilayah Gaza. Persediaan air bersih untuk sekolah tidak selalu ada.
“Tapi, sekolah-sekolah menjadi target pendistribusian air,” imbuhnya.
Sementara itu, Pakar hidrologi di Departemen Otoritas Air Palestina, Umar Ziad mengatakan, kekeringan yang melanda Palestina sejatinya disebabkan oleh dua faktor.
“Pertama faktor alami karena kurangnya curah hujan dan meningkatnya suhu panas. Faktor lainnya disebabkan sebagian besar sumber air Palestina dikuasai oleh Israel, hanya 15 persen saja yang bisa dinikmati warga Palestina,” pungkasnya.(Hmz/ulm)