Aksi Ketum PSI Grace Natalie ‘Sobek Amplop’ Dihadapan Anggota DPRD Kota Malang

Ketum PSI Grace Natalie dan pendukungnya datangi DPRD Kota Malang sembari membawa amplop, Senin (28/1). (Aziz Ramadani /MVoice)

MALANGVOICE – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie dan puluhan pendukungnya melakukan aksi sobek amplop di hadapan anggota DPRD Kota, Senin (28/1). Hal ini wujud keprihatinan atas kasus korupsi yang menyeret 41 anggota dewan.

Grace beserta rombongan datang dengan bus partai itu langsung menuju ke halaman gedung DPRD Kota Malang. Masing-masing membawa amplop coklat bertuliskan ‘suap’, ‘sogok’, ‘uang pelicin’, dan lain sebagainya.

Sebelum meninggalkan gedung dewan, Grace beserta rombongan melakukan aksi sobek amplop dan membuangnya ke tempat sampah. Hal itu sebagai simbol bahwa pihaknya tidak akan menerima amplop berisi suap.

“Kami ke kantor DPRD Kota Malang untuk jadi pengingat betapa buruknya akibat amplop coklat untuk demokrasi. PSI berniat untuk menghilangkan pengumpulan amplop coklat di DPR yang kemudian menggiring pada korupsi,” kata Grace dihadapan beberapa anggota dewan yang menyambut di depan lobi gedung DPRD Kota Malang.

Grace berharap, apa yang terjadi di DPRD Kota Malang jangan sampai terjadi di tempat lain.

“Ada 41 dari 45 anggota yang ditangkap KPK. Korupsi itu pencurian, menghilangkan hak rakyat,” imbuh perempuan juga pernah jadi jurnalis itu.

Grace menambahkan, PSI berusaha agar para kadernya terhindar dari kasus-kasus korupsi. Dicontohkannya, cara seleksi kader partai transparan, independen dan melibatkan masyarakat.
Selain itu, bakal diterapkannya mekanisme wajib lapor bagi setiap kader.

“Siapkan mekanisme. Yang terpilih, wajib laporkan ke pemimpin tiap hari, kinerja dan kerjaan setiap hari jadi anggota dewan. Poin mana yang harus ditelaah lebih lanjut. Dengan begitu dapat kronologi saat bahas undang-undang,” jelasnya.

Bahkan, lanjut dia, tidak ada toleransi apabila ada kadernya yang korupsi waktu.

“Jangankan mencuri uang, mencuri waktu saja di PSI absen lebih dari 10 persen sudah dipecat,” pungkasnya. (Der/Ulm)