Abdimas UM Skrining Gula Darah dan Desiminasi Self-Management Program Berbasis Komunitas di Desa Asrikaton

Anggota Abdimas FIK UM sedang mengambil simpel darah masyarakat Asrikaton Kabupaten Malang. (Isti)

MALANGVOICE – Penyakit diabetes melitus alias kencing manis cukup banyak dikeluhkan oleh masyarakat tanah air. 

Tingginya prevalensi Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang dihadapi Indonesia.

Seperti data dari puskesmaa di wilayah Kabupaten Malang, penderita diabetes mellitus merupakan penyakit terbanyak nomer 2 dan biasanya muncul pada usia 45 tahun ke atas.

“Untuk itu penderita diabetes, mengontrol gula darah dalam tubuh sangat penting,” tegas Ketua Pengabdian Masyarakat FIK UM,
Septa Katmawanti, S.Gz., M.Kes, Senin (1/11).

Menurutnya, lonjakan gula darah pada penderita diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius.

Anggota Abdimas FIK UM sedang mengambil simpel darah masyarakat Asrikaton Kabupaten Malang. (Istimewa)

Diabetes dapat menyebabkan komplikasi seperti kerusakan saraf, kehilangan penglihatan, kerusakan ginjal, dan peningkatan risiko penyakit kardio vaskular.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat, pada Tahun 2021 ini, Universitas Negeri Malang (UM) mengadakan Program Pengabdian Masyarakat (Abdimas) .

Kali ini, Abdimas mengadakan skrining gula darah dan desiminasi self-management program berbasis komunitas khususnya di Kab Malang, Desa Asrikaton.

Kegiatan Abdimas tambah Septa Katmawanti, melayani masyarakat umum melalui kegiatan skrining gula darah serta pemberian pengetahuan terkait DM dan konsumsi yang sehat.

Kegiatan abdimas dilaksanakan pada pertengahan Bulan Oktober 2021 di wilayah RW 01 Desa Asrikaton

Pelayanan Tim Abdimas PNBP UM 2021 dari program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UM ini
tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan dan tetap menaati aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Petugas skrining menggunakan APD lengkap (masker, APD gown, faceshield, dan sarung tangan) dan tetap menjaga jarak.

Selain itu, kegiatan ini dilakukan dengan door-to-door guna menghindari kerumunan warga.

Setiap enumerator melakukan kunjungan rumah warga yang memiliki gejala/riwayat keluarga DM.

Kemudian petugas enumerator menyampaikan maksud dan tujuan kegiatannga dengan mengecek GDA sewaktu.

Selain itu juga menunjukkan video berdurasi sekitar 15 menit yang berisi informasi terkait DM dan konsumsi obat yang sehat.

Dari 35 orang yang berpartisipasi dalam kegiatan ini diketahui 14,3% peserta menunjukkan gelaja DM (hasil gula sewaktu > 200mg/dl).

Pada kegiatan skrining juga dilakukan pengukuran BB dan TB warga untuk mengetahui nilai Indeks Massa Tubuh (IMT). Hasil pengukuran IMT diketahui bahwa sebesar 53.3% responden memiliki BB lebih (IMT >25) dan 8,6% memiliki BB kurang.

Tindak lanjut dari Abdimas ini diharapkan masyarakat dapat menambah pengetahuan tentang management DM serta memberikan advice kepada peserta yang mengalami gejala DM untuk segera melakukan pengecekan ke puskesmas terdekat.

Kedepannya, diharapkan promosi kesehatan terkait DM dapat dilakukan melalui poster, angket, atau penyuluhan dan kegiatan posbindu PTM. Sehingga upaya-upaya tersebut dapat memperbaiki status dan kualitas hidup pasien DM.

Tim Abdimas beranggotakan Nurnaningsih Herya U, M.Kes, Lucky Radhita Alma, M.PH., dan Rara Warih Gayatri, M.PH dan 4 orang mahasiswa yaitu Miranda Gracia Salsabila, Andini Melati Sukma, Dela Evia Qoriana, dan Nugraheni Puji Lestari serta 1 alumni yaitu Indana Tri Rahmawati, M.Kes, serta Sherly Dia Lumitasari yang membantu Desa Asrikaton, didampingi secara aktif oleh kader kesehatan setempat.(der)