Kelas Pemikiran Gus Dur, Kaderisasi Nilai Toleransi Muda-Mudi

Peserta KPG Gusdurian tampak serius mendengarkan pemaparan pemateri di Omah Budaya Slamet, Bumiaji Kota Batu, Minggu (10/12). (Aziz Ramadani/MVoice)
Peserta KPG Gusdurian tampak serius mendengarkan pemaparan pemateri di Omah Budaya Slamet, Bumiaji Kota Batu, Minggu (10/12). (Aziz Ramadani/MVoice)

MALANGVOICE – Puluhan pemuda–pemudi serius mengikuti Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG) di Omah Budaya Slamet, Bumiaji Kota Batu, Minggu (10/12). KPG pertama kali diadakan Gusdurian Kota Batu ini bertujuan kaderisasi nilai-nilai toleransi Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid.

Salah satu program jaringan Gusdurian Indonesia adalah program KPG ini. Dalam dua hari, yakni mulai 9-10 Desember, pemikiran Gus Dur diuraikan dalam kelas. Pemikiran tersebut tertuang dalam 9 nilai. Antara lain, Ketauhidan, Kemanusiaan, Keadilan, Kesetaraan, Pembebasan, Kesederhanaan, Persaudaraan, Keksatriaan dan Kearifan Lokal.

“Tujuan KPG ini untuk kaderisasi dan regenerasi anggota Gusdurian. Sasarannya generasi muda usia mulai 19 tahun sampai 27 tahun. KPG ini juga diadakan tanpa biaya pendaftaran alias gratis. Setiap hari dihadirkan pemateri atau pembicara dari anggota Gusdurian senior, baik dari Malang Raya maupun luar daerah,” kata Haris El Mahdi, Ketua Pelaksana KPG Gusdurian Batu ditemui MVoice di sela-sela kegiatan.

Antusiasme KPG ini, lanjut Haris cukup tinggi. Sebab, pada awal pendaftaran, tercatat total melebihi dari 30 kuota yang ditentukan panitia. Pesertanya pun tidak hanya dari Kota Batu atau Malang Raya. Ada pula dari Semarang dan Jakarta. Dengan KPG diharapkan ada kader baru lebih fresh yang semangat menularkan nilai toleransi di sekitarnya.

”Tujuannya menggelorakan kembali sembilan nilai Gus Dur. Diharapkan nanti para kader hadir di tengah masyarakat sebagai penengah isu intoleransi dan menjunjung tinggi perbedaan,” sambung pria juga Akademisi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Brawijaya ini.

Terlebih lagi, masih kata Haris, hasil survei Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP), cukup membuat gigit jari. Malang maupun Kota Batu tidak masuk dalam 10 besar Kota Toleransi dari total 94 kabupaten/kota yang disurvei. Kota Batu berada di peringkat 29 dengan nilai 5,40. Sedangkan Malang berada di urutan 82 dengan nilai 4,10.

“Maka sesuai tema yang kami angkat, Meneladani Gus Dur, Mengaktualiasi Nilai-Nilai Gusdurian diharapkan mampu terus menebar nilai toleransi dan kebhinekaan,” tutupnya.(Der/Aka)