MALANGVOICE – BNN Kota Malang mengungkap setidaknya sudah 200 kasus penyalahgunaan narkoba sejak awal 2017 hingga September lalu. Dari semua kasus itu, trio maut yang mendominasi.
“Trio maut itu adalah ganja, sabu-sabu dan ekstasi,” kata Kepala BNN Kota Malang, AKBP Bambang Sugiharto.
Pihaknya, kata Bambang, selalu bekerja sama dengan unit Reskoba Polres Malang Kota untuk memberantas peredaran barang haram tersebut. Terutama di kalangan pemuda dan anak di bawah umur.
“Dari kerja sama itu sebanyak 250 lebih pelaku ditangkap. Narkoba ini masalah besar di manapun. Sampai penjara itu penuh gara-gara napi narkoba,” tambahnya.
Narkoba jenis lain, di Kota Malang, kata Bambang, belum terdeteksi. Pengedar selalu membuat produk baru yang sulit dideteksi. Seperi yang baru-baru ini terungkap adalah jenisn keripik jamur tahi sapi di wilayah Jawa Barat. Efeknya bisa menimbulkan halusinasi pada orang yang mengonsumsinya.
“Di Malang belum ada tapi kami selalu waspada dengan munculnya produk baru,” jelasnya.
BNN kini fokus pada pencegahan dan penyuluhan terkait narkoba. Beberapa kegiatan pun tak jarang dilakukan disertai sidak ke beberapa lokasi. Ia mencontohkan di tempat yang menjual rokok elektrik atau vapor. Petugas BNN kata Bambang memeriksa cairan atau perasa yang dijual, apakah mengandung zat berbahaya atau tidak.
“Selama ini masih dalam pengawasan. Kalau ada pun itu terlihat dari harga yang dijual pasti mahal. Karena itu saya imbau agar masyarakat lebih awas terhadap narkoba jenis apapun dalam produk apapun,” tegasnya.(Der/Yei)