MALANGVOICE – Rabu, 16 Agustus 2017, tepat pukul 11.50 waktu setempat, dua mahasiswa pendaki dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam (IMPALA) Universitas Brawijaya (UB) akhirnya sampai di puncak Elbrus. Mereka adalah Gede Krisna Adiwiradarma dan Ahmad Sholahudin Yazid. Hari ini, kepulangan mereka disambut oleh rektor UB, Prof Dr M Bisri dan teman-teman IMPALA.
Mereka berdua mendaki Elbrus penuh perjuangan dan rintangan yang tidak mudah. Dingin tiada henti menusuk tulang sejak memulai pendakian menuju puncak Elbrus (5.642 mdpl) pada subuh, 16 Agustus 2017.
“Cuaca cukup berawan. Sesuai prediksi kita. Suhu juga minus 5 derajat celcius,” kata Gede
Usai menjelajah punggungan, barulah terlihat berdiri gagah puncak dari segala puncak benua Eropa. Gede memimpin pendakian dan berada di depan. Pendakian itu sangat menguras tenaga. Udara dingin juga membuat napas terasa sedikit sesak.
Tepat pukul 11.50 waktu setempat. Dua mahasiswa ini sampai di puncak. Latihan keras selama 6 bulan terbayar sudah setelah melihat keindahan puncak Elbrus Namun mereka harus segera kembali karena cuaca di puncak berubah-ubah.
Sepintas pendakian gunung salju seperti Elbrus terlihat mudah, lantaran treknya yang sangat terlihat jelas. Namun, perjalanan pulang pun harus waspada karena trek yang dilewati licin karena es.
“Semoga ini menjadi kado terindah Impala UB buat Indonesia. Karena yakin, ternyata kita bisa,” tutur Endah PH, manajer perempuan yang menunggu di Barrel Hut.
Usai pendakian melelahkan ini, bukan berarti pendaki boleh bersuka ria menghabiskan malam. Program pemulihan (recovery) pun berlanjut. Mereka berangkat dengan kondisi sehat, pulang pun demikian.
Di benua Eropa, tercatat ada dua lagi gunung yang memiliki ketinggian di atas 5.000 mdpl. Keduanya adalah Shkhara di Georgia yang punya ketinggian 5.201 mdpl dan gunung Ararat (5.137 mdpl) di Turki.Swiss yang dikenal menyimpan banyak gunung, puncak tertinggi hanya 4.634 mdpl yaitu Monte Rosa.
Bagi Impala UB, BRI-Brawijaya Elbrus Expedition ini merupakan langkah kedua setelah dua kali melakukan pendakian ke Cartenz Pyramid (4.884 mdpl) atau puncak tertinggi di Australia Continent. Selanjutnya program yang merupakan bagian dari program besar bernama Brawijaya Orange 7 Summits akan menargetkan gunung Kilimanjaro, yang merupakan puncak tertinggi di benua Afrika.(Der/Yei)