Smart City Solusi Putus Mata Rantai Tengkulak yang Rugikan Petani

MALANGVOICE – Ngototnya Pemkot Batu merealisasi program Smart City rupanya ada misi terselubung. Selain merespon perkembangan teknologi, pemerintah ingin memutus mata rantai tengkulak, khususnya di sektor pertanian.

Baca juga: Butuh 80 Tenaga Non PNS, Pemkot Batu Buka Lowongan

Misi itu sendiri sebenarnya sudah didengungkan jauh hari saat masih sebatas konsep. Gagasan tersebut datang dari Wali Kota Batu Eddy Rumpoko. Sesuai visi misi pemerintahannya, dia ingin memajukan pariwisata internasional berbasis pertanian organik. Selain itu juga, pemihakan kepada petani menjadi prioritas pembangunan di kota yang terkenal dengan buah apel itu.

Baca juga : Hindarkan Petani dari Rentenir, ER Wujudkan Smart City

Kabid Jaringan Infrastruktur Diskominfo Kota Batu, Andiek Iman Santoso, membenarkan hal tersebut. Bahwa sesuai arahan Wali Kota Batu Eddy Runpoko, mata rantai tengkulak yang sering kali merugikan petani harus diputus peredarannya. Implementasi tersebut ada pada program Smart Farmer. Dicontohkannya, semisal petani butuh pembanding informasi harga dan buyernya, dalam aplikasi akan disediakan hal tersebut.

“Jadi calon pembeli akan menghubungi petani langsung karena sudah ada kontaknya melalui market place,” beber Andiek ditemui MVoice beberapa saat lalu.

Untuk lebih menyakinkan, buyer, dalam hal ini bisa berupa perusahaan dan restoran, akan terlebih dahulu divalidasi legalitasnya. Satlak (Satuan pelaksana) Smart City akan terjun langsung untuk meverivikasi, baik keberadaan kantor dan badan hukumnya.

“Ke depannya kita akan bersinergi dengan PT BWR yang sudah menjalankan sistim e-commerce ,” sambung dia.

Andiek menambahkan, diperkirakan pekan depan, program tersebut diawali dengan tanda tangan kontrak bersama penyedia. Lalu, pada akhir Agustus ditargetkan tuntas dan bisa langsung operasional.


Reporter: Aziz Ramadani
Editor: Muhammad Choirul Anwar
Publisher: Yuliani Eka Indriastuti
spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait