MALANGVOICE – Naas menimpa Johan Arifin (29). Warga Dusun Karangasem, Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Johan meregang nyawa karena kecelakaan tunggal yang menimpanya, Minggu (8/1) pagi.
Dia meninggal dunia setelah Honda Beat N 5675 EEE yang dikendarai bersama tetangga kampungnya, Imam Buchori (24) terjun dari ketinggian 10 meter.
Lokasi meninggalnya di jembatan Daerah Air Sungai (DAS) Brantas di Desa Kedung Pedaringan, Kepanjen. Jembatan ini menghubungkan Kepanjen dengan Gondanglegi.
Kronologinya, sekitar pukul 05.00 subuh dia berboncengan dengan Imam Buchori (24), tetangga satu dusunnya.
Diperkirakan sepeda motor Honda Beat N 5675 EEE yang dikendarai, dipacu dengan kecepatan tinggi.
Kontur jalan di lokasi ini menurun. Diperkirakan, pengemudi tidak bisa menguasai laju kendaraan, akhirnya menabrak pagar pembatas jurang hingga rusak parah.
Keduanya seketika terjun bebas. Johan meninggal di lokasi kejadian karena benturan keras di kepalanya yang tanpa lindungan helm.
Sementara Imam menderita luka parah pada kepala dan patah tulang kaki kanan. Keduanya tidak mengenakan helm.
Kondisi ini membuat sungai di sebelahnya seketika berubah menjadi merah karena darah yang mengucur dari kepalanya.
Menurut keterangan Agus (22), warga Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, ketika kejadian, tidak ada satupun saksi yang melihat secara langsung kecelakaan lalu lintas tersebut.
“Saya datang pukul 05.30 WIB. Lokasi sudah ramai orang. Ternyata ada kecelakaan motor masuk jurang. Belum ada yang menolong korban,” kata Agus yang sehari-hari berjualan kerupuk di sekitar lokasi.
Sementara itu, Kanit Lantas Polsek Kepanjen, AKP Yizrieli Gena Pondan SH, saat kejadian tidak ada saksi yang melihat karena masih pagi hari dan jalan sepi.
Melihat dari kondisi embok jembatan yang hancur, sepeda motor yang dikendarai korban diperkirakan berkecepatan tinggi dari arah barat (Kepanjen) dan hilang kontrol.
“Kemudian menabrak tembok pagar jembatan, sehinga dua orang korban dan sepeda motornya terjatuh ke dasar jurang,” papar dia.