MALANGVOICE – Musim Orientasi Pengenalan Kampus (ospek) mahasiswa baru di Kota Malang membuat bisnis antar jemput ojek kian marak.
Seperti yang terlihat pada Rabu (2/9) sore ini, di gerbang masuk Universitas Brawijaya, Jalan Veteran. Ribuan maba yang keluar kampus langsung dicegat oleh para mahasiswa yang banting setir jadi tukang ojek. Beberapa dari mereka bahkan membawa banner untuk menawarkan jasa tersebut.
Tak jarang, sebagian mahasiswa yang jadi ojek malah wanita. Adalah Sarah Saksita, mahasiswa cantik dari Fakultas Ilmu Komunikasi UB ini menawarkan jasa ojek kepada adik tingkatnya dengan alasan memanfaatkan momen peluang bisnis.
“Di UB kan ospeknya gak boleh bawa motor, jadi pasti butuh jasa ojek,” katanya kepada MVoice, Rabu (2/9).
Dia bersama 6 teman lainnya memulai menjadi ojek mulai Senin (31/8) kemarin. Maba yang ingin memesan jasanya, kata wanita berkerudung itu, bisa melalui sms atau telepon. Sedangkan tarif yang dikenakan bervariasi antara Rp 10 ribu – Rp 15 ribu.
“Rencananya sampai ospek ini selesai, tapi kalau peminatnya masih banyak ya kami go on,” lanjutnya.
Berbeda dengan Sarah, jasa ojek yang satu ini malah mengadopsi konsep dari startup sukses di Jakarta, Go-jek, yakni Kejo Abam.
Dengan 10 driver dan satu admin, kumpulan dari beberapa mahasiswa UB ini sangat serius berbisnis jasa ojek. Meskipun tidak menggunakan aplikasi online dan map, Kejo Abam sampai membuat akun Line Messenger resmi.
“Sudah ada ratusan yang add Line kami,” kata salah satu foundernya, Aldi Zulfikar.
Kejo Abam dibuat sejak 14 Agustus lalu ini mengenakan tarif sesuai dengan kilometer tujuan, dari Rp 5 ribu per 1 km hingga 5 km ke atas seharga Rp 15 ribu.
Saat ini, lanjut Aldi, Kejo Abam sudah meraup keuntungan hingga Rp 3,5 juta.
“Total itu dari 300 order yang kami terima. Karena ojek adalah solusi bagi orang yang tidak bawa kendaraan,” kata mahasiswa semester 7 ini.-