MALANGVOICE– Libur Tahun Baru 2026 di Kota Batu mencatatkan fenomena unik dan tantangan dinamis bagi sektor pariwisata. Di balik kenaikan angka kunjungan wisatawan, justru terjadi penurunan tingkat hunian (okupansi) hotel serta indikasi pendeknya masa tinggal wisatawan. Pola ini turut berpengaruh pada kondisi lalu lintas yang fluktuatif.
Hal ini diungkapkan oleh Kapolres Batu, AKBP Andi Yudha Pranata, usai mendampingi Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol. Nanang Avianto yang melakukan pemantauan intensif selama seharian penuh di Kota Batu. Menurutnya, perhatian khusus Kapolda menunjukkan signifikansi Kota Batu sebagai barometer pariwisata di periode libur.
Pembunuhan Perempuan di Kontrakan Jalan Ikan Gurami, Pelaku Berhasil Ditangkap
“Kapolda mengapresiasi kolaborasi yang kuat dan guyub antar jajaran Forkopimda Kota Batu. Namun, beliau juga mencatat pola yang dinamis dengan tantangan berbeda setiap tahun,” kata AKBP Andi Yudha.
Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Batu selama libur akhir tahun justru meningkat sekitar 10% dibandingkan periode yang sama tahun 2025. Namun, peningkatan ini tidak berbanding lurus dengan okupansi hotel.
“Okupansi hotel menurun. Tahun 2024 lalu kisaran 67 persen, tahun ini range-nya pada 50-60 persen, bahkan sempat fluktuasi di angka 48 persen,” jelas Andi Yudha.
Ia mengonfirmasi bahwa pihak PHRI merasakan hal sama. Beberapa analisis penyebabnya adalah munculnya destinasi saingan seperti Yogyakarta, serta pola perjalanan yang berubah.
“Infrastruktur yang semakin baik mendukung sistem one-day trip. Banyak wisatawan berangkat pagi dan pulang sore. Pemesanan kamar seringkali dadakan, dan itu terjadi jika mereka tidak bisa mengejar waktu pulang,” tambahnya.
Kondisi tersebut berbanding lurus dengan indikasi masa tinggal (length of stay) wisatawan yang singkat. Target rata-rata masa tinggal 1,14 hari diduga sulit tercapai. “Melihat kecenderungannya, kami tarik kesimpulan kemungkinan (rata-rata masa tinggal) mundur,” ujarnya.
Pola kunjungan tercermin jelas dari arus lalu lintas. Puncak terjadi pada 24-25 Desember 2025, lalu turun drastis di tanggal 26. Tanggal 27 sempat naik sebelum kembali turun. Pola ini paralel dengan volume kendaraan dari luar daerah yang keluar dari tiga pintu tol utama: Singosari, Madyopuro, dan Pakis.
“Grafik volume kendaraan per jam dan grafik okupansi hotel hampir mirip. Pola wisatawan di Kota Batu memang memiliki kemiripan dari tahun ke tahun, tetapi dengan dinamika tersendiri,” papar Kapolres.
Meski dihadapkan pada tantangan peningkatan kunjungan yang tidak serta-merta meningkatkan okupansi, jajaran Forkopimda Kota Batu tetap berkomitmen menjaga keamanan dan kenyamanan. Harapannya, ke depan dapat ditemukan formula untuk mendongkrak nilai tambah pariwisata lokal agar wisatawan tidak hanya datang, tetapi juga tinggal lebih lama.
“Tentu kami berharap okupansi bisa bertambah. Ini PR bersama untuk menarik wisatawan agar betah menginap,” pungkas Andi.(der)