Genjot Kualitas Hunian Warga Kurang Mampu, 142 Keluarga Terima Bantuan Perbaikan Rumah

MALANGVOICE– Sebanyak 79 keluarga baru saja menerima pencairan tahap kedua bantuan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tahun 2025 dari Pemkot Batu, menyusul 63 penerima pada gelombang pertama Juli lalu. Total, program ini pada tahun anggaran ini telah menjangkau 142 keluarga, melampaui realisasi 88 keluarga pada 2024.

Bantuan senilai Rp30 juta per penerima ini disalurkan melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Batu di Gerai Bank Jatim, MPP Among Warga. Dana sebesar Rp25,5 juta dialokasikan untuk pembelian bahan bangunan dan Rp4,5 juta untuk ongkos pekerja, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Batu.

Warga Minta Bantuan dan Intervensi DPRD Terkait Penggusuran Rumah

“Program RTLH ini adalah implementasi nyata pilar Madani dalam visi misi mBatu Sae, untuk mewujudkan tempat tinggal yang layak bagi warga yang membutuhkan,” ujar Kepala Bidang Perumahan Disperkim Kota Batu, Prasetyo Bagus Wicaksono, Selasa (18/11/2025).

Ia menekankan komitmen yang terus meningkat, ditandai lonjakan penerima manfaat sebesar 61% pada 2025. Bantuan ini diharapkan mengatasi masalah mendasar yang dihadapi keluarga pra-sejahtera. Menurutnya, dampak program ini bersifat multidimensi. Selain memperbaiki fisik bangunan, rumah layak huni menjadi pondasi bagi peningkatan kesehatan, keselamatan, stabilitas ekonomi, dan martabat keluarga.

“Hunian layak mendukung lingkungan yang lebih sehat dan bermartabat,” imbuhnya.

Untuk memastikan bantuan tepat sasaran, Disperkim memperkuat sinergi dengan pemerintah desa dan kelurahan dalam proses verifikasi. Penyaluran dana melalui bank daerah juga ditujukan untuk meningkatkan akuntabilitas. Ke depan, Pemkot Batu berupaya memperluas jangkauan program pada 2026.

Upaya yang akan dilakukan antara lain pendataan dinamis, pendampingan teknis kepada penerima bantuan, dan konvergensi dengan program lain seperti perbaikan sanitasi dan akses air bersih untuk menciptakan dampak yang lebih holistik.

“Program RTLH adalah wujud nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat. Ini investasi sosial untuk membangun ketahanan keluarga dan mengurangi kesenjangan,” pungkas Prasetyo.

Program ini bukan sekadar pemberian dana, tetapi menjadi harapan baru bagi warga yang selama ini hidup dengan keterbatasan fasilitas hunian. Rosita, salah satu penerima yang mewakili ibunya, Sunarti, tak kuasa menutupi rasa syukur. Rumah mereka di Kelurahan Temas selama ini memiliki atap rusak, kayu-kayu rapuh dan kamar mandi yang sudah tidak layak.

“Atap bocor, kayu-kayu rapuh, dan kamar mandi tidak layak. Setiap hujan kami was-was. Sekarang ada harapan untuk hidup lebih nyaman,” tuturnya.

Kisah serupa disampaikan Arif dari Desa Pesanggrahan. Akibat rumah yang bocor dan rusak parah, ia sempat harus menumpang di rumah saudara.

“Bantuan ini sangat berarti. Kami akhirnya bisa memperbaiki rumah dan tinggal bersama keluarga dengan lebih layak,” kata Arif.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait