MALANGVOICE– Sektor UMKM termasuk satu dari tiga sektor unggulan yang memacu pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah. Eksistensinya dapat meningkatkan ekonomi kreatif dan nilai tambah sebagai daerah pariwisata. Stimulus kemudahan akses permodalan menjadi kunci penting agar ekonomi kerakyatan ini semakin berkembang dan bermutu.
Sehingga produk UMKM Kota Batu dapat menembus pasar global. Seiring dengan itu, Pemkot Batu memperkuat ekosistem tulang punggung ekonomi kerakyatan. Rencana strategis itu mengemuka dalam sebuah diskusi bersama Wamen UMKM, Helvi Yuni Moraza. Ditindaklanjuti pula dengan langkah penyaluran bantuan dengan memanfaatkan dana tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).
Kajati Jatim Apreasiasi Kolaborasi Pemkot Batu dan Kejari Batu Lindungi Hak Publik
Usulan tersebut digagas Helvi setelah melakukan kunjungan ke sejumlah sentra UMKM di Kota Batu pada akhir tahun 2024 lalu. Ia mengaku takjub atas produk-produk ekonomi kreatif yang dihasilkan karena berpotensi naik kelas. Target ini tentunya dapat dengan mudah dicapai asal disertai pula dukungan dari sisi permodalan.
Dalam paparannya, Wamen Helvi mengungkapkan, salah satu skema pendanaan yang sedang dipersiapkan adalah kerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Namun, ia menekankan dengan tegas bahwa penyaluran dana CSR tidak boleh dianggap sebagai santunan.
“CSR tidak bisa semata-mata menjadi bantuan sosial. Kami perlu memastikan holding UMKM yang didukung benar-benar punya peluang untuk tumbuh,” tegasnya.
Prinsip bisnis dan kelayakan usaha, menurutnya, tetap menjadi pertimbangan utama. Usulan agar dukungan CSR ini masuk dalam penganggaran tahun 2026 telah diterima pemerintah pusat. Bantuan ini tidak hanya untuk memperkuat modal, tetapi juga menjadi fondasi mewujudkan Kota Batu sebagai pilot project Desa Wisata UMKM.
“Batu punya ekosistem yang kuat. Tinggal didorong dengan intervensi yang tepat,” imbuhnya.
Sinyal positif datang dari perbankan. Wakil Direktur BRI, Agus Noorsanto menyambut baik rencana sinergi ini. Ia mengklaim BRI telah konsisten menyalurkan berbagai dukungan, mulai dari pembinaan desa, pelatihan pemasaran, packaging, hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Selama ada rekomendasi pemerintah, kami siap menyalurkan CSR,” kata Agus.
Namun, ia mengingatkan, bantuan tidak bisa diberikan begitu saja tanpa kajian mendalam. BRI meminta Pemkot Batu untuk segera menyusun proposal komprehensif yang berisi detail kebutuhan alat, profil usaha, serta proyeksi dampak ekonominya.
“Kami menilai seberapa besar impact CSR terhadap peningkatan kapasitas UMKM. Proposal harus lengkap dan berbasis data,” jelas Agus.
Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto menyambut hangat komitmen pusat dan perbankan. Ia menegaskan kesiapan Pemkot untuk memfasilitasi penyusunan proposal dan pendampingan usaha. Sinergi berkelanjutan antara pemerintah pusat, daerah dan perbankan ini diharapkan bukan sekadar wacana. Semua pihak berharap kolaborasi ini mampu mempercepat peningkatan kelas UMKM lokal dan memperkuat ketahanan ekonomi kerakyatan di Kota Batu.
“Potensi produk UMKM Kota Batu besar, bahkan beberapa sudah layak ekspor. Yang kurang hanya dukungan alat dan modal untuk meningkatkan kualitas produk,” papar Heli.
Ia memberikan contoh nyata pada usaha keripik buah dan sayur yang memiliki peluang besar untuk menembus pasar internasional. Sayangnya, peluang itu terhambat karena keterbatasan alat pengolahan modern yang dimiliki para pelaku usaha.
“UMKM Kota Batu terus menunjukkan perkembangan signifikan, termasuk perluasan pasar hingga skala ekspor. Namun, kebutuhan teknologi dan alat produksi masih menjadi tantangan yang memerlukan dukungan lintas pihak,” ujarnya.(der)