MALANGVOICE— Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia, perhatian terhadap akses dan kualitas layanan kesehatan primer menjadi semakin penting.
Di tengah upaya pemerintah mengintegrasikan layanan kesehatan primer melalui transformasi sistem kesehatan nasional, aksesibilitas layanan bagi lansia menjadi isu strategis yang tak bisa diabaikan.
Menjawab tantangan tersebut, tim peneliti dari Universitas Negeri Malang (UM) melakukan penelitian bertajuk “Aksesibilitas Layanan Kesehatan Primer bagi Lansia di Jawa Timur”. Penelitian ini bertujuan untuk menggali sejauh mana lansia dapat mengakses layanan kesehatan dasar di berbagai wilayah, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi aksesibilitas tersebut.
Atasi Kasus Stunting dan Kematian Bayi, KriDa Janjikan Insentif Rp300 Ribu untuk Ibu Hamil

Menurut ketua tim peneliti Indana Tri Rahmawati, S. K.M., M. Kes., studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional, yang melibatkan responden lansia di empat wilayah representatif di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Malang, Kota Surabaya, dan Kota Malang. Wilayah ini dipilih karena mewakili keragaman geografis, kepadatan penduduk, serta tingkat urbanisasi yang berbeda.
Dalam penelitian ini, tim menganalisis tiga kelompok faktor utama yang memengaruhi aksesibilitas layanan, yakni:
– Predisposing factors: seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status sosial;
– Enabling factors: meliputi ketersediaan transportasi, fasilitas kesehatan, dan dukungan finansial;
– Reinforcing factors: seperti dukungan keluarga atau komunitas, serta pengalaman sebelumnya dalam mengakses layanan kesehatan.
“Kami ingin mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang tantangan dan peluang yang dihadapi lansia dalam mengakses layanan kesehatan primer. Harapannya, hasil penelitian ini bisa menjadi dasar untuk merumuskan kebijakan yang lebih berpihak pada kelompok usia lanjut,” ujar salah satu anggota tim peneliti.(der)